Minggu, 27 September 2009

malaria

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Negara Indonesia adalah negara kepulauan dengan iklim tropik. Saat ini Indonesia sedang giat membangun di segala bidang termasuk juga pembangunan di bidang kesehatan. Adapun visi pembangunan kesehatan Indonesia Sehat 2010 adalah:” terwujudnya bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduk yang hidup dalam lingkungan dan prilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Indonesia”(Depkes RI,1999 : 3).
Menurut Hendrik L Bloom ada empat faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan, yaitu: lingkungan, prilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Dari keempat faktor itu yang paling penting peranannya adalah lingkungan. Dari lingkungan ini kita dapat melihat tingkat salinitas suatu individu dalam menjaga kesehatannya.
Pada saat sekarang ini lingkungan dapat menjadi sumber penyakit. Genangan air sedikit saja dapat menjadi tempat berkembakbiaknya nyamuk. Penduduk di negara-negara tropik dan sub tropik tidak memiliki sumber ekonomi yang cukup untuk memerangi nyamuk untuk mengidentifikasi penyakit serta pengobatan berjuta-juta penderita. Demikian pula, apakah para pasien sendiri dan keluarganya di banyak daerah mempunyai kesadaran sosial yang cukup untuk membantu. Di antara semua penyakit pada manusia, malaria merupakan penyakit yang paling banyak di derita dan paling banyak menimbulkan kematian.. Penyakit ini selalu berpindah. Tidak dapat disangsikan lagi bahwa malaria memainkan peranan dalam sejarah peradaban manusia oleh karena penduduk sebagian besar dunia pernah menderita karena penyakit yang menghancurkan ini serta karena kelemahan dan kematian yang disebabkan oleh parasit malaria. Meskipun penyakit tersebut di beberapa bagian dunia ini berada dalam pengendalian, namun pada tahun-tahun terakhir ini tampak adanya peningkatan malaria secara luas di dunia.

2. Perumusan Masalah
Permasalahan dalam makalah ini adalah bagaimana penyakit malaria dan penyebarannya dalam kehidupan.

3. Tujuan
Untuk mengetahui tentang penyakit malaria dilihat dari spesies penyebab penyakit, siklus hidup spesies, gejala yang ditimbulkan serta bagaimana mengatasi jika penyakit ini terjadi.

4. Manfaat
a. Adanya informasi tentang penyakit malaria.
b Adanya informasi tentang bagaimana cara pengendalian malaria.

5. Ruang lingkup
Ruang lingkup makalah ini adalah tentang penyakit malaria.











BAB II
PEMBAHASAN


Binatang yang termasuk Protozoa dari genus Plasmodium merupakan makhluk parasit yang paling terkenal dan penyakit yang ditimbulkannya disebut malaria. Kata malaria diambil dari 2 bahasa Italia yaitu mal artinya buruk dan aria artinya udara. Pada manusia telah diketahui terdapat empat spesies Plasmodium, yaitu:
1. Plasmodium vivax (malaria vivax, sederhana, jinak, atau tertiana) merupakan penyebab kira-kira 43% kasus malaria pada manusia.
2. Plasmodium malariae (malaria malariae, quartana) menyebabkan kira-kira 7% malaria di dunia.
3. Plasmodium falciparum (malaria falciparum, ganas, tropika, pernisiosa, atau estivo-autumnal) adalah malaria yang paling patogenik dan seringkali fatal. Plasmodium ini merupakan penyebab kira-kira separuh kasus malaria pada manusia. Ketiga malaria ini tersebar luas di dunia, terutama terdapat di negara-negara beriklim panas (teristimewa P. falciparum), tetapi juga di negara-negara beriklim dingin seperti musim salju misalnya Korea, Manchuria, dan Rusia Selatan (teristimewa P. vivax).
4. Plasmodium ovale (malaria ovale atau tertiana) jarang terdapat dan pada umumnya terbatas diAfrika dan pulau-pulau di Pasifik Barat.

Orang-orang yang berjasa dalam pemberian nama dan penemuan parasit malaria adalah:
a. Laveran, pada tahun 1880 menggambarkan jenis Plasmodium malariae
b. Grassi dan Feletti memberi nama Plasmodium vivax pada tahun 1890
c. Welch pada tahun 1897 menemukan Plasmodium falciparum
d. Stephens menemukan Plasmodium ovale pada tahun 1922
e. Ross, pada tahun 1898 membuat suatu laporan mengenai Sporogoni pada spesies burung Plasmodium relictum dalam nyamuk Culicini
f. Grassi, Bignami dan Bastianelli melaporkan siklus seksual jenis Plasmodium falciparum dalam nyamuk Anopheles.

Morfologi genus Plasmodium
Sitoplasma mempunyai bentuk tidak teratur pada berbagai stadium pertumbuhan dan mengandung kromatin, pigmen serta granula. Pigmen malaria terdiri dari protein yang telah didenaturasi, yaitu hemozoin atau hematin suatu hasil metabolisme parasit dengan bahan-bahan dari eritrosit. Pigmen ini tidak ada pada parasit ekso-eritrositer yang terdapat dalam sel hati. Gametosit dapat dibedakan dari tropozoit tua karena sitoplasmanya lebih padat, tidak adanya pembelahan kromatin dan adanya pigmen yang tersebar dalam periferi.
-Plasmodium vivax
Daur aseksualnya selama 48 jam dan pengaruhnya pada manusia kurang berbahaya dengan beberapa spesies lainnya. Penyakit yang ditimbulkannya adalah malaria tertiana. Plasmodium mempunyai fase Schizogoni, fase gametogoni, dan fase sporogoni dalam daur hidupnya.
3. Daur Schizogoni (terjadi di dalam hati)
Fase-fase Schizogoni terdiri dari 2 bagian yaitu fase eksoeritrositik di dalam hati dan fase eritrositik di dalam sel-sel darah. Fase eksoeritrositik dimulai waktu sporozoit-sporozoit masuk ke dalam darah saat nyamuk yang mengandung parasit mengisap darah manusia. Sporozoit-sporozoit cepat masuk ke dalam sel-sel hati dimana mengadakan pembelahan menjadi banyak (Schizogenous multiplication), yang menghasikan banyak merozoit-merozoit yang disebut metacryptozoid. Selanjutnya merozoit-merozoit ini masuk ke dalam aliran darah lalu kontak dengan eritrosit kemudian menembusnya dan mulailah fase Schizogoni eritrositik. Fase eritrositik ini dapat dipelajari dengan smear darah manusia yang diinfeksi Plasmodium vivax.
o Trofozoit
Setelah merozoit-merozoit memasuki eritrosit, berubah menjadi tropozoit. Tropozoit yang muda menampakkan suatu cincin sitoplasma biru dengan 1 inti merah manikam, pada satu sisi ini disebut fase cincin. Selanjutnya tropozoit ameboid tumbuh dan mereka memperlihatkan bentuk-bentuk yang bervariasi, dan menyebabkan sel-sel darah merah bertambah besar ukurannya. Sitoplasma dari sel darah yang diinfeksi nampak mempunyai titik-titik atau granula-granula yang disebut titik-titik Schuffner. Pigmen yang agak coklat disebut hematin dipisahkan oleh parasit-parasit dari besi yang terkandung di dalam hemoglobin. Keadaan seperti ini merupakan fase trofozoit yang bervariasi dilengkapi dengan pigmen titik-titik Schuffner.
o Schizont
Penyempurnaan pembelahan pertama dari inti tropozoit menjadi schizont. Pembelahan inti terus berlangsung sampai 12-24 anak-anak inti nampak. Anak-anak inti ini tersebar di dalam sitoplasma.
o Segmenter
Sitoplasma dari schizont membelah menjadi massa-massa kecil dan di dalamnya terdapat inti yang disebut segmenter.
o Merozoit
Setiap inti segmenter beserta sitoplasmanya menjadi sebuah merozoit. Segmenter dewasa menghancurkan / memecahkan eritrosit yang mengandung parasit tersebut, dan mengeluarkan merozoit-merozoit bentuk kumparan ke dalam aliran darah dan pada saat inilah inang merasa demam panas dingin. Di dalam segmenter-segmenter dewasa pigmen umunya nampak sebagai massa yang tunggal dan tinggal di dalam residu sitoplasma. Selanjutnya merozoit-merozoit memasuki sel darah merah dan memulai daur schizogoni yang baru selanjutnya menuju fase gametogoni. Merozoit-merozoit membentuk gametosit-gametosit baik jantan ataupun betina. Pembentukan merozoit-merozoit terjadi dengan interval 48 jam.
b. Daur gametogoni
Daur gametogoni merupakan permulaan fase-fase seksual. Parasit-parasit yang ukurannya besar, satu inti mengisi badan-badan eritrosit disebut gametosit-gametosit dewasa. Mereka terdiri dari mikrogametosit-mikrogametosit (jantan) dan makrogametosit-makrogametosit (betina).
o Mikrogametosit
Mikrogametosit mempunyai sitoplasma yang biru pucat dan inti yang besar dengan granula-garanula tersebar tidak teratur.
o Makrogametosit
Makrogametosit ini mempunyai sitoplasma yang biru pekat dengan inti yang kecil serta mempunyai nucleolus merah gelap. Gametosit-gametosit tidak berkembang menjadi dewasa di dalam sel-sel darah merah. Perkembangan selanjutnya disempurnakan di dalam perut nyamuk.
o Mikrogamet
Setelah nyamuk mengisap darah yang mengandung gametosit di dalam perutnya mikrogametosit menghasilkan menghasilkan 6-8 mikrogamet seperti filament, langsing dan panjang. Untuk sementara waktu mikrogamet tersebut melekat pada massa sitoplasma, setelah itu mereka bebas mencari dan menembus makrogamet.
o Makrogamet
Makrogamet sama dengan mikrogametosit karena sulit membedakannya.
o Zigote
Fertilisasi berlangsung di dalam perut nyamuk, di mana satu mikrogamet masuk ke dalam makrogamet membentuk zygote. Zigote berkembang menjadi menjadi ookinete yang bentuknya memanjang. Pembentukan zygote adalah akhir dari daur gametogoni.
c. Daur Sporogoni
Fase sporogoni dimulai dari perkembangan ookinete.
o Oocyst
Bila ookinete migrasi dan tinggal di antara sel-sel epitel dan selaput dasar perut nyamuk, ini disebut oocyst muda. Pembelahan inti terjadi dan berlangsung terus sampai sejumlah besar partikel-partikel kecil inti yang sangat kecil dihasilkan, ini dikenal dengan sporoblast. Pertumbuhan terus berlangsung sehingga ukuran oocyst bertambah besar. Sitoplasma yang mengelilingi setiap partikel inti membentuk sporozoit. Akhirnya oocyst yang besar pecah dan membebaskan sporozoit-sporozoit dalam hemocel.
o Sporozoit
Bila oocyst yang dewasa pecah, maka keluarlah sporozoit-sporozoit yang jumlahnya sampai 200.000 dan masuk ke dalam hemocel nyamuk. Selanjutnya sporozoit-sporozoit ini mengadakan perjalanan ke kelenjar-kelenjar air liur. Kemudian sporozoit-sporozoit ini dimasukkan kedalam inang bersama-sama air liur nyamuk pada waktu nyamuk tersebut menghisap darah / mengambil makanan. Masuknya sporozoit-sporozoit ke dalam tubuh inang vertebrata akan memulai lagi fase eksoeritrsitik dari daur schizogoni.
-Plasmodium falciparum
Plasmodium ini menyebabkan malaria falciparum. Pada malaria falciparum, schizogoni disempurnakan dalam waktu 36-48 jam, umumnya memiliki perioda yang lebih lama. Dalam spesies ini hanya tropozoit-tropozoit seperti cincin dan memanjang, makrogametosit seperti bentuk bulan sabit, dan mikrogametosit seperi bentuk kacang nampak dalam sirkulasi darah. Schizont-schizont dan segmenter-segmenter di dalam kapiler-kapiler dan sinus-sinus darah dari alat-alat internal dan di dalam sum-sum tulang. Spesies ini sangat berbeda dari spesies lainnya yaitu dalam hal gametosit berbentuk bulan sabit atau berbentuk kacag dan dalam hal tidak adanya schizont-schizont dan segmenter-segmenter dalam sirkulasi sel-sel darah.
-Plasmodium malariae
Plasmodium ini menyebabkan infeksi malariae (malaria kuartana). Schizogoni terjadi dengan interval 72 jam. Schizont-schizont sering nampak seperti makhluk-makhluk berpita memanjang sepanjang sel-sel darah merah. Segmenter berisi 6-12, umumnya 8-10. Merozoit-merozoit yang kuat 12-18 dan lebih kecil daripada Plasmodium vivax dan Plasmodium falciparum. Gametosit-gametosit bentuk oval sama dengan bentuk Plasmodium vivax dan lebih kecil, dan mereka tidak memperbesar badan-badan sel darah merah.
-Plasmodium ovale
Spesies ini dalam berbagai hal sama dengan Plasmodium vivax dan Plasmodium malariae yang bagi orang yang kurang berpengalaman sering salah dalam mmengadakan identifikasinya. Daur aseksualnya disempurnakan dalam waktu 48 jam.
-Plasmodium knowlesi
Spesies ini menginfeksi monyet dan dapat menyebabkan kematian monyet tersebut pada hari ke-12, tetapi bagi manusia menyebabkan penyakit yang ringan serta mudah dikontrol.
- Plasmodium berghei
Menimbulkan malaria pada rodentia.
-Plasmodium cathemerium
Menimbulkan malaria pada burung.

Siklus Hidup
Siklus hidup ini diwakilkan oleh Plasmodium vivax
Sporozoit-sporozoit masuk ke dalam darah melalui sutu gigitan nyamuk. Mereka tinggal dalam peredaran darah kurang dari satu jam, cepat memasuki sel-sel parenkim hati. Disini mereka menjadi meront-meront eksoeritrositik pertama (schizont-schizont). Mereka ini membesar dan membagi dirinya dengan pembelahan secara multiple dan membentuk merozoit-merozoit (metakriptozoit-metakriptozoit). Merozoit-merozoit ini masuk ke dalam sel-sel parenkim hati baru menjadi meront-meront eksoeritrositik kedua (schizont-schizont), mengalami pembelahan berganda dan membentuk metakriptozoit-metakriptozoit baru. Proses ini dapat berjalan secara tidak terbatas pada P. falciparum, hanya ada satu generasi metakriptozoit yaitu hanya terbentuk meront-0meront eksoeritrositik primer).
Metakriptozoit-metakriptozoit yang dihasilkan secara merogoni eksoeritrositik keluar dari sel-sel hati, masuk ke dalam sel-sel darah merah kira-kira 1 minggu sampai 10 HIS. Disini mereka membulat dan membuat suatu vakuol besar di tengahnya. Mereka disebut cincin karena usapan-usapan diwarnai Romanowsky, mereka mirip cincin stempel (signet ring) dengan sutu inti merah pada satu tepid an satu cincin tipis pada sitoplasma biru sekeliling vakuol. Mereka tumbuh (trofozoit-trofozoit) dan membentuk vakuol makanan berisi sitoplasma sel hospes dengan cara invaginasi dan mencomot bagian sitoplasma. Trofozoit-trofozoit menjalani merogoni untuk menghasilkan merozoit-merzoit yang kemudian akan keluar dari eritrosit-eritrosit dan memasuki eritrosit-eritrosit baru, mengulangi siklus tidak terbatas.
Setelah infeksi berlangsung beberapa waktu dan setelah ada generasi aseksual yang tertentu jumlahnya, maka beberapa merozoit yang memasuki sel darah merah berkembang menjadi mikrogametosit-mikrogametosit. Di dalam perut nyamuk dihasilkan mikrogamet. Dalam waktu 10-15 menit inti membagi, ditonjolkan keluar dalam suatu proses (eksflagelasi). Mikrogamet-mikrogamet itu melepaskan diri dan berenang bebas. Jika mereka menemukan suatu makrogamet, pembuahan terjadi, dan sutu zigot dapat yang bergerak (ookinet) terbentuk.
Ookinet menembus ke dalam dinding perut tengah (lambung) dan tumbuh menjadi suatu ookista. Inti ookoista membagi diri berulang-ulang dan terbentuklah sporoblast. Inti setiap sporoblast kemudian membagi diri berulang-ulang, dan akhirnya setiap ookista berisi 10.000 atau lebih sporozoit langsing, berbentuk gelendong panjang 15 µm dengan satu inti di bagian tengahnya. Mereka keluar dari ookista ke dalam rongga badan dan bermigrasi ke kelenjar-kelenjar air liur. Mereka kemudian disuntikkan ke dalam hospes baru jika nyamuk itu menggigit lagi. Proses perkembangan sporozoit memakan waktu 10 hari-3 minggu atau lebih lama lagi, tergantung spesies Plasmodium dan suhu. Sekali terinfeksi, seekor nyamuk tetap terinfeksi seumur hidup dan dapat menularkan parasit-parasit setiap kali ia menggigit.

Patologi dan Simtomologi
Perubahan yang terjadi adalah:
a. Penghancuran eritrosit dan penyumbatan kapiler alat-alat dalam tubuh.
b. Kelainan yang disebabkan anoksemi jaringan hati dan alat-alat lain.
c. Reaksi humoral dan reaksi seluler timbul sebagai akibat kehancuran eritrosit yang mengandung merozoit-merozoit. Keadaan ini menghasilkan fagositosis terhadap parasit, sel yang diinfeksi, pigmen dan sisa sel-sel oleh histiosit mengembara dan oleh makrofag tetap dari system retikuoendotel, khususnya dari limpa sehingga limpa membesar.
d. Korteks cerebri, limpa, hati, ginjal, dan alat-alat lainnya warnanya menjadi kelabu atau hitam akibat penimbunan pigmen oleh parasit malaria selama pertumbuhan di dalam eritrosit.
e. Pada malaria vivax primer, jumlah eritrosit menurun 10-20%, pada malaria falciparum penghancuran eritrosit lebih banyak dapat terjadi (anemia).
f. Anoksi pada jaringan, disebabkan kurangnya eritrosit, trombosit multiple di dalam kapiler dan menurunnya volume darah yang beredar.
g. Perlekatan eritrosit yang diinfeksi, perubahan fisik dan kimiawi dalam plasma sel darah merah pada endotel kelenjar.
h. Gangguan peredaran yang berat terutama karena infeksi falciparum, ditimbulkan oleh penyumbatan kapiler yang disebabkan gumpalan eritrosit yang mengandung parasit dan fagosit, olek kepekatan plasma yang meninggi.
i. Pada infeksi vivax yang akut, limpa lembek, licin, membesar, berwarna tengguli tua. Pada infeksi menahun limpa membesar dan kenyal.
j. Kedinginan yang hebat, menggigil secara tidak terkendali, gigi gemeretak dan tegak bulu roma meskipun suhu sebenarnya di atas normal.Rasa kedinginan itu diikuti demam tinggi, sakit kepala, berkeringat.
k. Gejala lain dapat termasuk sakit kepala, rasa sakit pada tulang dan otot, perasaan tidak enak, kecemasan, gangguan mental, dan bahkan delirium (mengigau).
l. Back-water fever yaitu hasil hasil hemolisis intravaskuler yang hebat, diikuti beberapa jam kemudian oleh keluarnya air kencing yang berwarna coklat disebabkan oleh hemoglobinuria.

Epidemiologi
Malaria manusia ditularkan oleh nyamuk-nyamuk Anopheles. Mungkin ada 400 spesies dalam genus ini, namun hanya ada 60 vektor-vektor yang baik, dan epidemiologi penyakit ini di lokasi khusus mana saja tergantung dari vector-vektor khusus yang ada dan kebiasaan-kebiasaan mereka berkambang biak, makanan yang disukainya, kepekaannya terhadap infeksi,dan sebagainya.
Pada waktu sekarang ini, malaria adalah terutama penyakit di daerah lebih panas, tetapi pada suatu waktu biasa ditemukan di daerah beriklim sedang. Bruce-Chwatt (1978) menaksir bahwa sekarang hanya ada paling sedikit 100 juta kasus dan 1 juta kematian karena malaria setiap tahun.

Diagnosis
Malaria hanya dapat didiagnosa dengan pasti hanya dengan menemukan dan mengidentifikasi organisme-organisme penyebabnya dalam darah. Ini dilakukan dengan pemeriksaan mikroskopik terhadap usapan-usapan darah diwarnai dengan salah satu dari warna-warna Romanowsky; warna Giemsa adalah warna yang terbaik

Pencegahan dan Pengobatan
-Pencegahan
a. Penderita yang mengandung gametosit sebagai sumber infeksi dikurangi.
b. Pemberantasan nyamuk malaria dengan cara:
1. membasmi sarang-sarang perindukan
2. membunuh larva dengan insektisida
3. mengurangi jumlah nyamuk dewasa
Insektisida residual ternyata sengat efisien untuk mengurangi jumlah nyamuk malaria yang hidup cukup lama untuk menularkan malaria, setelah menetap di rumah-rumah penduduk.
c. Melindungi orang-orang yang peka terhadap nyamuk dengan cara:
1. mencegah jangan sampai digigit nyamuk, dengan kawat kasa, kelambu
2.obat kimiawi yang supresif, maksudnya mencegah mebiaknya parasit di dalam eritrosit secara aseksual
3. donor darah hendaknya dari orangyang tidak pernah mendapat serangan malaria
-Pengobatan
Obat-obat kimiawi mencakup:
a. Obat pencegah penyakit, untuk menghancurkan parasit praeritrositik.
b. Obat penekan (supresif), untuk mencegah timbulnya gejala klinik.
c. Obat penyembuh untuk mengobati serangan akut dengan manghancurkan parasit aseksual eritrositik.
d. Pengobatan radikal untuk memusnahkan bentuk eksoeritrositik yang lanjut, gametositik, dan gametostatik.
e. Jika ada serangan akut, maka untuk membunuh schizony digunakan klorokuin dan aodiakuin yang daya membunuhnya besar.Untuk malaria klinik yang berat, digunakan dihidroksida (diberi secara intravena).
f. Persenyawaan-persenyawaan 8-aminokuinolin, primakuin yang paling kurang toksik merupakan obat satu-satunya yang efektif terhadap bentuk eksoeritrositik lanjut dan bentuk seksual.
g. Kinine, yaitu bahan aktif kulit pohon kina yang bersifat supressif (menekan) dan kuratif (mengobati) tetapi tidak mencegah kambuhan. Rumus kimianya ialah 6-methoxy-1-(5-vinyl-2-quinuciidyl-4-quinoline-methanol).
h. Quinacrine (Atebrin, Atabrine, mepacrine) adalah 2-cloro-5-diethyl-amino-isopentylamino-7-methoxy terhadap dihidrochloride. Ia adalah profilaktis terhadap malaria falciparumdan menekansupresif terhadap malaria vivax dan malaria malariae.Ia menyembuhkan serangan-serangan penyakit ini,tetapi tidak mencegah kambuhan.
i. Primaqine adalah 8-(4-amino-1-methylbutyl-amino)-6-methoxyquinolin. Ia benar-benar menyaembuhkan malaria vivax dan paling baik dipakai dalam kombinasi dengan chloroquine jika penderita terkena suatu serangan, tetapi dapat dipakai secara sendirian di antara kambuhan-kambuhan untuk mencegah kambuhan-kambuhan selanjutnya.





























BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan, penulis dapat mengambil kesimpulan, yaitu:
1. Malaria merupakan suatu penyakit yang paling tersebar luas, paling dikenal, dan paling banyak menimbulkan kematian. Penyakit ini dapat berpindah-pindah.
2. Spesies penyebab malaria pada manusia adalah binatang yang termasuk Protozoa dari genus Plasmodium. Spesies yang umum adalah Plasmodium vivax (lama siklus 2 hari) yang menyebabkan penyakit malaria vivax, Plasmodim falciparum (lama siklus 2 hari) yang menyebabkan penyakit malaria malaria falciparum, Plasmodium malariae (lama siklus 3 hari) yang menyebabkan malaria malariae / quartana, dan Plasmodium ovale yang menyebabkan penyakit malaria ovale / tertiana.
3. Plasmodium memiliki siklus hidup, yaitu fase schizogoni (terjadi di dalam hati), fase gametogoni (terjadi di dalam sel darah merah kadal, burung, dan mamalia), dan fase sporogoni (terjadi dalam tubuh nyamuk).

Saran
Pada makalah ini penulis menyarankan:
1. Untuk Pencegahan Malaria
-. Memberantas nyamuk-nyamuk malaria dengan cara membasmi sarang-sarang prindukan, membunuh larva dengan insektisida, dan mengurangi jumlah nyamuk dewasa.
-. Melindungi orang-orang yang peka terhadap nyamuk.
2. Untuk pengobatan
-. Mengkonsumsi obat-obatan kimiawi untuk mencegah penyebab penyakit, menghancurkan parasit praeksoeritrositik, memusnahkan bentuk eksoeritrositik yang lanjut, gametositik, dan ga

Tidak ada komentar: