Minggu, 28 Agustus 2011

Chead poin blank

jangan lah maen pake chead.. tapi pakai skill kk.... jnagan kayak anak play grub loe

Minggu, 27 September 2009

biologi: Anatomi Fisiologi Manusia SISTEM TRANSPORTASI

biologi: Anatomi Fisiologi Manusia SISTEM TRANSPORTASI

PERKEMBANGAN HEWAN

I. KONSEP DASAR PERKEMBANGAN HEWAN
Pendahuluan
Konsep dasar perkembangan hewan sangat penting untuk diketahui oleh setiap mahasiswa yang sedang mengambil mata ajaran Perkembangan Hewan. Karena dengan dipahaminya konsep dasar ini, akan memudahkan mahasiswa untuk memahami proses-proses perkembangan lanjutan. Disamping itu, setelah membaca materi dalam bahan bacaan ini anda akan lebih mudah untuk menyatakan dengan kata-kata sendiri pengertian perkembangan, biologi perkembangan, menjelaskan ruang lingkup biologi perkembangan serta teori ontogeni dan filogeni. Dengan kata lain anda akan lebih mudah untuk menjelaskan teori-teori dasar dalam sejarah biologi perkembangan

Pengertian, Sejarah dan Ruang Lingkup
Perkembangan adalah proses yang berlangsung semenjak zigot untuk mencapai suatu organ tubuh yang terspesialisasi melalui proses diferensiasi, sampai suatu organisme mati. Perkembangan bersifat progresif dan relatif permanen dalam fungsi tubuh. Perkembangan juga bersifat epigenetik artinya sesuatu harus diciptakan dulu untuk ada perkembangan selanjutnya sehingga tidak ada kelainan atau malformasi. Perkembangan yang dimaksud di sini adalah perkembangan ontogeni (gambar 1). Berbeda dengan perkembangan filogeni, pada perkembangan ini dilihat keberadaan organisme sepanjang sejarahnya di muka bumi atau sering disebut juga dengan perkembangan evolusioner atau evolusi.
Biologi perkembangan adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan progresif struktur dan fungsi tubuh dalam hidup makhluk hidup. Sedangkan embriologi adalah studi mengenai embrio dengan penekanan kepada pola-pola perkembangan embrio, sedangkan biologi perkembangan ruang lingkupnya lebih luas sampai kepada perkembangan pasca lahir dengan penekanan kepada masalah, konsep dan prinsip perkembangan.
Beberapa ruang lingkup biologi perkembagan adalah
1. Embriologi, yaitu mempelajari mengenai pembentukan embrio
2. Proses stadium pasca lahir
3. Perkembangan tingkat sel, baik perkembangan normal ataupun abnormal (neoplastik) seperti tumor dan kanker
4. Pertumbuhan, yaitu pertambahan masa sel
5. Regenerasi
6. Perbaikan sel, misalnya pada waktu luka
7. Genetika perkembangan

































Gambar 1 Skema perkembangan ontogeni individu


Teori – Teori Perkembangan
Ada dua teori perkembangan yang pernah dianut oleh para ahli, yaitu :
1. Preformasi.
Teori ini didasari atas konsep penjelmaan suatu struktur yang spesifik pada suatu organisme dalam perkembangannya berasal hanya dari gamet yang sudah ada. Sehingga bisa diartikan semua organ tubuh dewasa sudah ada dalam gamet tersebut dalam bentuk miniatur. Proses perubahan struktur dan fungsi hanya perlu diaktifkan dan memerlukan nutrisi untuk mencapai ukuran dewasa.
Aliran preformasi terbagi atas :
a. Aliran ovulis, yaitu dalam ovum yang sudah matang terdapat makhluk hidup yang sudah lengkap memiliki organ-organ tubuh. Pelopor teori ini adalah Bonnet (1745).
b. Aliran spermatis, yaitu dalam sperma sudah ditemukan makhluk hidup yang memiliki organ - organ tubuh yang diberi nama humunculus. Sedangkan ovum hanya diperlukan sebagai zat makanan bagi sperma untuk berkembang menjadi makhluk hidup dengan ukuran normal. Pelopor teori ini adalah Hartsoeker (1694).
2. Epigenesis
Menurut teori ini, proses pembentukan struktur baru bersifat lebih kompleks, bertahap dan progresif. Sehingga untuk membentuk suatu organ diperlukan terbentuknya struktur bakal organ tersebut terlebih dahulu. Misalnya otak berkembang dari bumbung neural dan bumbung neural berasal dari penebalan ektoderm pada daerah dorsal embrio yang disebut keping neural, sedangkan ektoderm ini berasal dari sel-sel balstomer yang lebih homogen dan belum terspesialisasi. Teori ini dipelopori oleh L. Spallanzani (1729 – 1799) dan Kaspar Friwdrich Wolff (1733 – 1794).

Proses Dasar Perkembangan
Terbentuknya organisme melalui beberapa proses:
1. Tumbuh. Proses tumbuh diartikan dengan terjadinya penambahan jumlah dan volume sel serta organ sehingga terjadi penambahan ukuran organisme.
2. Diferensiasi. Diferensiasi adalah proses perubahan zigot membentuk sel-sel yang terspesialisi dalam hal struktur atau bentuk, produk kimia dan fungsi.
3. Interaksi sel. Interaksi sel sangat diperlukan dalam proses perkembangan individu, misalnya untuk mencapai bentuk tertentu dengan ukuran tertentu.
4. Pergerakan sel. Pergerakan sel juga mutlak diperlukan dalam proses perkembangan individu. Masing-masing sel melakukan gerakan terpogram dan terarah. Contoh, gerakan morfogenetik yang berlangsung saat gastrulasi.
5. Reproduksi sel. Selama perkembangan reproduksi sel diperlukan untuk menambah jumlah sel. Reproduksi sel terjadi melalui mitosis dan meiosis.

Rangkuman
Perkembangan adalah proses yang berlangsung semenjak zigot untuk mencapai suatu organ tubuh yang terspesialisasi melalui proses diferensiasi, sampai suatu organisme mati. Perkembangan bersifat progresif dan relatif permanen dalam fungsi tubuh. Perkembangan juga bersifat epigenetik ontogenis dan filogenis.
Biologi perkembangan adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan progresif struktur dan fungsi tubuh dalam hidup makhluk hidup. Sedangkan embriologi adalah studi mengenai embrio dengan penekanan kepada pola-pola perkembangan embrio.
Teori – Teori Perkembangan yang berkembang adalah preformasi dan epigenesis. Pada zaman modern saat ini, teori epigenisis lebih bisa dibuktikan dan diterima oleh embriologist. Proses – Proses Perkembangan meliputi proses tumbuh, diferensiasi, interaksi sel, pergerakan sel dan reproduksi sel.

Tes Formatif
1. Jelaskan pengertian perkembangan
2. Jelaskan pengertian biologi perkembangan
3. Jelaskan ruang lingkup biologi perkembangan
4. Jelaskan perbedaan teori ontogeni dan filogeni dalam perkembangan
5. Jelaskan proses-proses dasar perkembangan

Daftar Bacaan
Lufri. 1991. Biologi Perkembangan Hewan. FPMIPA IKIP Padang. hal. 1-7
Saunders, JW. 1982. Developmental Biology. Macmillan Publishing Co,Inc.
New York. hal. 1-4
Murad, Whardy. 1992. Persiapan Dan Awal Perkembangan Embrio Hewan.
FPMIPA IKIP Padang. hal. 8-17
Senger, PL. 1997. Pathway to Preganancy and Parturition. Current Conception, Inc. Washington State Unviersity Research & Technolog. Washington.
P. 1 – 15
Jhonson MH dan Everitt BJ. 1995. Essentail Reproduction. Blackwell Scintific. Cambridge. p. 3-24

GERAK DAN OTOT

GERAK DAN OTOT

Gerak Ameboid
Gerak ameboid adalah suatu gerak yang merupakan ciri khas gerak ameba, oleh karena itu semua sel bukan ameba yang melakukan gerak seperti ameba disebut sel ameboid. Ameba tidak memiliki bagian kepala dan ekor yang nyata, semua permukaan tubuhnya dapat membentuk tonjolan yang disebut pseudopodium (kaki semu). Sitoplasma ameba dibedakan menjadi bagian tepi (ektoplasma) berwarna jernih tidak bergranula, dan bagian tengah (endoplasma) yang bergranula. Pada bagian yang bergranula terdapat bagian luar seperti jelly (plasmagel), dan bagian dalam yang lebih cair (plasmasol).
Pada ameba yang sedang bergerak, plasmasol yang ada di tengah-tengah sel mengalir ke arah gerakan, begitu plasmasol mencapai ujung pseudopodium, sebagian dari plasmasol berbelok ke sisi kanan dan kiri, dan sebagian lagi ke arah depan. Plasmasol yang berbelok ke kanan dan ke kiri kemudian berubah menjadi plasmagel, sehingga sebagian besar plasmasol teru mengalir kearah ujung pseudopodium membentuk tudung hialin. Aliran plasmasol ini akan terus berlangsung, sebab di bagian posterior sel terus terjadi perubahan plasmagel menjadi plasmasol (zona pengumpulan). Pembentukan pseudopodium akan berhenti apabila pada ujung depan pseudopodim terbentuk plasmagel.
Gerak Silia dan Flagel
Silia merupakan organel seluler yang sering diklasifikasikan menjadi dua tipe :
1. flagel, merupakan organel yang relatif panjang, biasanya terdapat tunggal atau beberapa saja pada sel
2. silia sebenarnya, yaitu organel yang relatif kecil, terdapat dalam jumlah besar pada permukaan sel
Aktivitas silia terbatas pada medim cair, jadi hanya terdapat pada permukaan tubuh yang tenggelam atau dikelilingi oleh cairan. Gerak silia menghasilkan salah satu atau kedua macam akibat, tergantung dari inersia permukaan yang bersilia itu. Bila inersianya kecil, yang terjadi adalah gerak permukaan yang bersilia itu dalam mediumnya (berpindah tempat). Sebaliknya, bila inersianya besar, atau jika permukaan yang bersilia itu tidak dapat bergerak bebas, maka medim cair eksternal yang bergerak melewati permukaan bersilia tersebut.
Diameter silia dan flagel biasanya 0,2 sampai 0,5 µm. Panjang silia umumnya 10 – 20 µm, sedangkan flagel dari 20 µm sampai beberapa mm. Struktur silia dan flagel pada dasarnya sama, masing-masing mengandung 9 pasang mikrotubul periferal dan 2 mikrotubul tunggal sentral.
Pendapat yang berhubungan dengan silia dan flagel adalah hipotesis mikrotubul geser. Gerak ini memperoleh tenaga dari energi ATP. Pada masing-masing pasang mikrotubul tepi pada aksonema terdapat dua tangan kecil yang mengandung enzim ATP-ase untuk memecah ATP. Jika energi ikatan dalam ATP dilepaskan, tangan-tangan itu berjalan-jalan ke pasangan sebelahnya, sehingga mikrotubul relatif bergeser terhadap filamen lain dalam pasangan itu. Karena adanya tahanan, mengakibatkan aksonema melengkung jika filamen-filamen saling bergeser.
Perbedaan utama silia dan flagel adalah pada pola gerakannya. Flagel bergerak simetris dengan sundulan undulasi mirip dengan gerakan ular, sehingga iar didorong sejajar dengan sumbu memanjang flagel. Sebaliknya, silia bergerak tidak simetris, gerak ke arah yang satu berlangsung dengan silia dalam keadaan kaku desertai tenaga kuat dan gerak cepat. Ini diikuti oleh gerak balik yang lambat dengan silia melengkung berawal dari pangkalnya sehingga kembali pada posisi semula.
Gerak silia terdiri atas:
1. gerak pendulum. Disini silia bergerak seperti bandul ke arah depan dan belakang, yang dapat melengkung hanya bagian pangkalnya saja.
2. gerak fleksural. Silia mulai melengkung di ujungnya, yang dilanjutkan atau dirambatkan kebawah, ke bagian basalnya. Pelurusan kembali dimulai dasar ke arah ujung silia.
3. gerak undulasi / gerak bergelombang. Gerak ini terdapat pada flagel. Gelombang merambat dari dasar menuju ke ujung flagel
4. gerak corong. Merupakan perpaduan antara gerak pendulum dengan gerak fleksural.

Otot dan Gerak Otot

Otot Invertebrata
Invertebrata talah memiliki otot lurik maupun otot polos dengan banyak variasi. Bivalvia atau kerang (Mollusca) memiliki dua macam tipe otot:
1. otot lurik yang dapat berkontraksi cepat, yang memungkinkan kerang dapat mengatupkan cangkangnya dengan cepat bila ada gangguan.
2. otot polos yang mampu melakukan kontraksi dengan lambat dan berlangsung lama.
Dengan memanfaatkan otot ini kerang dapat menutup cangkangnya erat-erat sampai beberapa jam, bahkan beberapa hari.
Otot terbang pada serangga secara funsional berlawanan dengan dengan otot pada bivalvia. Sayap pada beberapa jenis lalat kecil dapat bergerak dengan frekuensi lebih dari 1000 kali per detik. Otot ini disebut otot fibrilar. Otot-otot untuk keperluan terbang ini tidak melekat langsung pada sayap,melainkan pada dinding toraks. Serabut-serabut otot vertikal yang berkontraksi menyebabkan atap toraks (tergum) turun. Berkat adanya titik tumpu (untuk pengungkit) yang dibentuk oleh dinding lateral toraks. Turunnya tergum menyebabkan sayap bergerak ke atas. Serabut-serabut longitudinal ketika berkontraksi akan memperpendek toraks pada arah anteroposterior. Ini akan meninggikan toraks dan menurunkan sayap.

Otot Vertebrata

Otot rangka
Anatomi Fisiologi otot rangka
Semua otot rangka didalam tubuh dibentuk dari sejumlah serabut –serabut otot yang garis tengahnya berkisar antara 10 – 80 mikron. Pada sebagian besar otot serabut tersebut diseluruh panjang otot dan kecuali sekitar 2 % serabut, masing – masing dipersyaraf hanya satu ujung syaraf yang terletak ditengah serabut.
Otot rangka disebut juga otot lurik atau otot sadar, aktivitasnya akan menghasilkan gerakan anggota tubuh, kepala, rahang, bola mata, dan sebagainya. Setiap sel otot rangka berbentuk silinder panjang berinti banyak terletak ditepi sel. Bila dilihat dibawah mikroskop cahaya akan nampak adanya garis –garis melintang gelap dan terang berselang seling sehingga memberi gambaran lurik – lurik pada sel otot. Membran sel otot disebut sarkolema yang dibungkus oleh endomesitum yaitu jaringan ikat yang banyak mengandung serabut kolagen, reticulum dan elastin. Sarkolema terdiri atas membran sel yang dinamakan membran plasma dan satu lapisan tipis polisakarida yang sama dengan lapisan membran basalis disekitar kapiler – kapiler darah, fibril kolagen juga terdapat pada lapisan luar sorkolema. Pada ujung–ujung serabut otot lapisan luar sarkolema ini bersatu dengan serabut –serabut tendo yang selanjutnya, terkumpul dalam berkas yang membentuk tendo otot dan kemudian melekat pada tulang.
Tiap–tiap serabut otot mengandung beratus ratus dan beberapa ribu myofibril dengan bintik bintik pada potongan melintang
Dalam setiap myofibril terdapat filamen tebal dan filamen tipis yang tersusun sejajar namun tidak homogen, sehingga memberikan pita gelap terang pada myofibril. Pita gelap disebut pita A ( A: anisotropic ) merupakan bagian yang ditempati filament tebal dan tipis. Ditengah tengah pita A terdapat daerah yang agak terang yang disebut zona H (H : helter – cahaya ). Pita H merupakan bagian dari myofibril yang dibangun oleh filamen tebal. Pita yang terang disebut pita I (I : isotropic) yang ditengahnya terdapat garis tipis berbentuk gambaran garis Z (Z: Zwischen sheibe yang berarti cakra mantara) . Pita satu merupakan bagian pada myofibril yang dibangun oleh filamen tipis saja. Bagian dari myofibril yang dibatasi oleh dua garis Z disebut sarkormer. Jadi tiap sarkormer terdiri atas pita A yang kedua ujungnya diapit oleh pita I. dengan adanya pita A dan I yang tersusun berselang seling ini maka otot rangka tampak bergaris garis melintang sehingga disebut otot lurik.

Sel sel otot secara unik diadaptasikan untuk melakukan kontraksi. Untuk mengadakan suatu kontraksi yang seragam, otot rangka memiliki suatu sistem tubulus tranfersal (tubulus T)



Gambar : Susunan Tulang Filamen Aktin dan Miosin pada Sarkormer
Dalam keadaan istirahat daya tarik antara filament aktin dan myosin dihambat, tetapi bila potensial aksi berjalan pada membran serabut otot, potensial aksi ini menyebabkan dikeluarkannya ion kalsium dalam jumlah besar kedalam sarkoplasma sekitar myofibril. Ion-ion kalsium ini mengaktifkan daya tarik antara filament filament dan mulai terjadi kontraksi tetapi energi juga diperlukan untuk berlangsungnya proses kontraksi. Energi ini berasal dari ikatan fosfat berenergi tinggi Adenosine trifosfat (ATP) yang dipecahkan menjadi ADP untuk memberikan energi yang dibutuhkan.
A. Stuktur filament tipis (filament aktin)
Filamen tipis tersusun atas aktin, tropomiosin dan troponin. Aktin berada sebagai suatu filament panjang (aktin F) yang tersusun atas monomer aktin globular (aktin G). Suatu filament tipis terdiri atas 2 filamen aktin yang saling terpilin dalam suatu bentukan spiral ganda. Tropomiosin pada suatu filament tipis merupakan suatu benang panjang (lebih kurang 40 nm), tersusun atas 2 rantai polipeptida yang membentuk suatu spiral α. Pada setiap filament tipis terdapat 2 benang tropomiosin yang berjalan diatas subunit aktin sepanjang sisi luar antara 2 benang aktin yang terpilin. Fungsi tropomiosin adalah menutup tempat perlekatan myosin pada molekul aktin pada saat otot istirahat.



B. Struktur filament tebal (filament myosin)
Suatu filament tebal tersusun atas molekul-molekul myosin yang merupakan suatu molekul besar seperti batang tipis (lebih kurang 200 nm) yang tersusun atas 2 spiral peptida yang saling berpilin. Setiap molekul myosin pada salah satu ujungnya memiliki 2 bulatan (kepala) yang panjangnya 20nm dan lebar 2nm bagian ini disebut jembatan silang (cross bridge) myosin yang menonjol keluar filamen tebal.



Otot polos
Sel otot polos berbentuk seperti gelendong dengan 1 inti ditengah sel. Penampangnya berukuran 2-10 µm, sedangkan panjangnya 50-200 µm. Reticulum sarkoplasma tidak berkembang dengan baik dan tubulus T tidak ada. Susunan filamen tebal dan filament tipis, dalam otot polos Nampak hampir acak, organisasi sarkomerik dan pita Z nya tidak ada. Proporsi dan organisasi filament tabal dan tipisnya berbeda, tidak tersusun sejajar tapi saling menyilang membentuk kisi-kisi. Filament tebal mengandung myosin, sedangkan filament tipis hanya mengandung aktin tropomiosin tanpa troponin. Serabut otot polos mengandung filament antara (intermediate) yang bersifat non kontraktil yang melekat pada “ Dense bodies” dan sarkolema dense bodies merupakan tempat melekatnya filament tipis (sebagai pengganti garis Z).
Berdasarkan pada perbedaan dalam bagaimana serabut otot menjadi aktif, otot polos dikelompokkan menjadi 2:
1. otot polos unit jamak (multi unit) yang menunjukkan sifat-sifat antara otot polos unit tunggal dan otot rangka. Otot polos unit jamak terdiri atas banyak unit-unit yang fungsinya secara bebas terpisah satu dengan lainnya, yang secara distimulus secara terpisah oleh saraf untuk berkontraksi. Jenis otot ini terdiri dari serabut-serabut otot polos yang tersebar. Permukaan luar serabut ini diliputi oleh zat yang tipis, suatu glikoprotein yang membantu memisahkan serabut-serabut satu dengan yang lainnya. Sifat otot polos multi unit adalah pengawasannya hampir seluruhnya ditimbulkan oleh signal-signal saraf dan sangat sedikit oleh rangsangan lain. Otot polos ini terdapat pada dinding pembuluh darah besar, saluran udara besar ke paru-paru, otot-otot mata yang mengatur lensa untuk melihat dekat dan jauh, otot iris mata, dan otot pada dasar folikel rambut.
2. otot polos visceral. Serabut ototnya sama dengan serabut otot multi unit kecuali mereka berkelompok dan terletak berdekatan sekali sehingga sel-sel membran antara sel-sel yang berdekatan bersatu atau hampir tersatu. Untuk berkontraksi, otot polos ini dapat mengaktifkan diri sendiri tanpa memerlukan stimulus melalui syaraf. Sel otot polos ini tidak menjaga potensial istirahat yang konstan, namun potensial membrannya berfluktuasi terus tanpa pengaruh faktor esternal sama sekali. Jenis otot ini ditemukan pada sebagian besar organ tubuh khususnya dinding usus, saluran empedu, ureter, uterus, dan sebagainya.

Otot Jantung
Otot jantung menyusun dinding jantung, memiliki sifat antara otot rangka dan otot polos. Serabutnya mirip otot rangka tetapi disyarafi oleh system syaraf otonom dan dapat berkontraksi tanpa stimulasi syaraf sama sekali. Sel otot jantung bercabang cabang dan membentuk anyaman. Dibawah mikroskop cahaya sel otot jantung tampak bergaris garis melintang seperti otot rangka, mempunyai inti terletak ditengah tengah sel. Sel otot jantung mamalia memiliki reticulum sarkoplasma yang berkembang baik dan system tubulus T yang umumnya lebih luas dari pada yang terdapat pada otot rangka.


Otot jantung memiliki myofibril khas yang mengandung filament aktin dan myosin dan filament ini selama proses kontraksi saling bertautan satu dengan yang lainnya. Daerah gelap yang tegak lurus menyeberangi serabut otot jantung dalam gambar adalah discusinterkalaris, akan tetapi mereka sebenarnya adalah membran sel yang memisahkan sel otot jantung satu dengan lainnya.

Fisiologi Aktivitas Otot
Jaringan otot memiliki sifat umum yaitu:
1. Iritabilitas ( peka terhadap rangsangan)
2. Konduktivitas ( mampu merambatkan impuls )
3. Metabolisme
Sifat jaringan otot yang khas adalah kontraktilitas ( kemampuan untuk berkontraksi) yang tinggi, ekstensibilitas dan elastisitas.
Sifat irritabilitas merupakan kemampuan otot untuk memberikan tanggapan/ merespon impuls stimulus yang mengenainya baik langsung maupun melewati syaraf. Sifat ini dapat melemah, misalnya otot dalam keadaan lelah akibat pemberian rangsang yang terus menerus, dan dapat meningkat apabila otot dalam kondisi optimum, yaitu cukup energi dan oksigen.
Berdasarkan intensitasnya rangsangan dapat dibedakan menjadi:
1. Rangsang bawah ambang yaitu rangsang yang tidak mampu menimbulkan respon.
2. Rangsang ambang yaitu rangsang terkecil yang cepat dapat menimbulkan tanggapan.
3. Rangsang submaksimal yaitu rangsang yang intensitasnya bervariasi dari rangsang ambang sampai rangsang maksimal.
4. Rangsang maksimal yaitu rangsang yang dapat menimbulkan tanggapan maksimal.
5. Rangsang supramaksimal yaitu rangsang yang intensitasnya lebih besar dari rangsang maksimal, tetapi tanggapan yang ditimbulkan juga maksimal.
Sifat konduktivitas ditunjukkan sel otot dari kemampuannya merambatkan potensial asli dari sel ke sel melalui persambungan listrik maupun sarkolemanya. Kontraktilitas/ kemampuan berkontraksi pada sel otot disebabkan sel otot memiliki protein kontraktil. Bila otot mendapat rangsangan yang cukup kuat maka otot akan memendek.
Sifat ekstenbilitas adalah kemampuan otot untuk memanjang apabila diberi beban/ gaya, sedangkan elastisitas otot adalah kemampuan otot untuk kembali pada bentuk dan ukuran semula apabila gaya/ beban yang diberikan pada otot dihilangkan.
Otot mampu bertambah besar apabila dilatih (hipertropi) seperti pada latihan beban. Ini diakibatkan oleh bertambahnya diameter sel-sel otot akibat meningkatnya sintesis aktin dan myosin. Sebaliknya bila otot tidak pernah dilatih maka otot akan mengecil (atropi) karena kekurangan aktin dan myosin. Atropi yang lain adalah deinervation atrophy karena tidak adanya pengaruh syaraf ke otot, contohnya pada anggota tubuh yang mengalami kelumpuhan.
Jika otot dirangsang maka ia akan berkontraksi dengan kapasitas kontraksi penuh tanpa tergantung pada kekuatan stimulus, asal kekuatan stimulus lebih besar/ sama dengan stimulus ambang. Ini disebut dengan prinsip all or none ( iya atau tidak sama sekali). Berbeda dengan sel otot kontraksi jaringan otot tidak mengikuti prinsip all or none, artinya otot akan berkontraksi lebih kuat apabila dikenai stimulus yang lebih kuat.


Gambar. Unit Motorik sebagai unit dasar kontraksi otot.

Macam-macam Kontraksi Otot
Suatu stimulus tunggal (yang menimbulkan potensial aksi) bila dikenakan pada suatu serabut otot, akan menghasilkan suatu kontraksi otot tunggal pada serabut otot tersebut. Bila potensial aksi kedua diberikan setelah otot mencapai relaksasi penuh, maka akan terjadi kontraksi tunggal kedua dengan kekuatan sama dengan kontraksi pertama. Namun bila potensial aksi kedua itu diberikan belum mencapai relaksasi penuh, maka akan terjadi kontraksi tambahan pada puncak kontraksi pertama kondisi ini dinamakan penjumlahan kontraksi.
Bila suatu otot diberi stimulus dengan sangat cepat namun diantara dua stimuli masih ada sedikit relaksasi, maka akan terjadi tetanus tidak sempurna. Bila tidak ada kesempatan otot untuk relaksasi diantara dua stimuli, maka akan terjadi kontraksi dengan kekuatan maksimum yang disebut tetanus sempurna.
Kontraksi Isotonic dan Isometrik
Pada suatu kontraksi isotonik tegangan otot tetap konstan, tetapi otot mengalami perubahan panjang sedangkan pada kontraksi isometrik otot yang berkontraksi tidak mengalami perubahan panjang, tetapi terjadi perubahan pada tegangannya. Ada 2 macam kontraksi isotonic yaitu konsentrik dan esentrik. Otot pada kedua macam kontraksi mengalami perubahan panjang pada tegangan yang konstan. Pada kontraksi isotonik-konsentrik,otot memendek sedangkan pada kontraksi isotonik- esentrik otot memanjang atau meregang selama kontraksi.
Hubungan Antara Kecepatan Memendek dengan Beban
Makin besar beban makin lambat kecepatan memendek. Kecepatan memendek akan maksimal bila tidak ada beban eksternal, kecepatan memendek akan menurun bila beban dinaikkan dan kecepatan menjadi 0 bila beban sama dengan atau melebihi tegangan maksimal.

Kontraksi Otot Rangka
Teori pergeseran filament mengatakan bahwa kontraksi otot disebabkan oleh pergeseran filament tipis oleh aktivitas jembatan silang myosin, jadi tidak ada pelipatan atau pemendekan filamen. Kontraksi otot melibatkan potensial aksi ujung akson syaraf motorik, ATP, dan ion kalsium yang tersimpan dalam reticulum sarkoplasma. Proses kontraksi otot secara garis besar adalah sebagai berikut : impuls syaraf yang sampai pada ujung akson syaraf motorik akan meningkatkan permealibitas membran prasinaps terhadap Ca ++ . masuknya Ca ++ kedalam neuron prasinaps ( secara difusi ), akan memicu pembebasan neurotransmitter ( dari dalam vesikel ) secara eksositosis ke celah sinaps. Neurotransmitter yang dibebaskan kecelah sinaps akan berdifusi dan berinteraksi dengan protein reseptor pada membran sel otot. Interaksi ini membangkitkan implus ( potensial aksi ) berupa membran sel otot.

Proses Kontraksi pada Otot Polos
Kontraksi diaktifkan oleh ion kalsium, ATP diubah menjadi ADP dan kontraksi terjadi sebelah depolarisasi membran dan berhenti kurang dari satu detik sampai beberapa detik setelah depolarisasi. Kontraksi otot polos hanya timbul satu seperempat atau satu seperdua belas kecepatan otot rangka relaksasi pada akhir potensial aksi sering sangat panjang.
Kontaksi otot polos sangat tergantung pada kontraksi Ca++ intraseluler. Ca++mengaktifkan otot polos dengan pengaturan rantai myosin. Otot polos dapat diaktifkan secara spontan oleh syaraf, hormon, dan beberapa kasus oleh regangan otot.

Kontraksi Otot Jantung
Eksistasi kontraksi kopling fungsi ion kalsium. Potensial aksi itu sendiri tidak merupakan penyebab otot jantung berkontraksi. Sebagai gantinya menggerakkan ion ion kalsium kedalam myofibril. Mungkin hal ini terjadi dengan cara sebagai berikut : Bila potensial aksi berjalan pada otot, ia juga menyebabkan aliran potensial aksi itu kebagian dalam serabut melalui T tubule. Potensial aksi T tubule ini selanjutnya diduga melepaskan ion ion kalsium dari sistema reticulum sarkoplasma. Ion kalsium ini berdifusi dengan cepat kedalam myofibril dan ion ini mengkatalis reaksi reaksi kimia yang menimbulkan pergeseran filament aktin dan myosin satu sama lain, hal ini selanjutnya menimbulkan kontraksi otot. Segera setelah potensial aksi berakhir, ion kalsium ditranspor kembali kedalam tubulus longitudinalis retukulum sarkoplasma, sehingga dalam beberapa milidetik densitas ion ion kalsium sekitar myofibril turun dibawah yang diperlukan untuk mempertahankan kontraksi, sebagai akibatnya otot relaksasi.

Peranan ATP dan fosfagen pada Kontraksi Otot
Untuk berkontraksi, otot memerlukan energi ATP dengan reaksi sebagai berikut :
ATP ADP + H3PO4 + energi, untuk kontraksi……….(1)
Apabila karena suatu hal ATP menurun ( contohnya olah raga berat dalam waktu lama), maka keadaan dapat diatasi dengan jalan merombak fosfagen (tersimpan dalam otot). Fosfagen akan memberikan gugus fosfatnya kepada ADP untuk resintesis ATP. Fosfagen dapat berubah fosforilkreatin / fosfokreatin, fosforilarginin, fosforiltaurosianin, fosforilglikosianin/ fosforilambrisil.
Fosfokreatin + ADP keratin + ATP ……….(2)
Jika otot bekerja keras dan lama, maka mungkin pasok oksigen ke otot menjadi kurang dan tidak mencukupi untuk mengoksidasi glukosa menjadi sempurna. Apabila hal ini terjadi maka otot akan mendapatkan energinya sebagian besar dari glikolisis anaerob, energi ini digunakan untuk mensintesis kembali fosfokreatin
Gkukosa  asam laktat + energi, untuk resistesis fosfokreatin (anaerob)……(3)
Reaksi (2) dapat berlangsung bolak balik, sehingga apabila ATP berlebihan, maka banyak fosfokreatin dihasilkan dan disimpan dalam otot.Jika otot berkontraksi dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan. Ini berkaitan dengan menurunnua jumlah ATP, glikogen, dan fosfokreatin, sedangkan ADP, AMP dan asam laktat meningkat kadarnya Dalam keadaan semacam ini ATP dapat diperoleh dengan mengubah ADP menjadi ATP dengan bantuan miokinase dan Mg++
2 ADP ATP + AMP……….(4)
Setelah otot berkontraksi maka 1/5 dari asam laktat yang tertimbun akan dioksidasi menjadi H2O + CO2 dan energi yang dilepas digunakan mengubah asam laktat menjadi glikogen yang selanjutnya disimpan dalam otot.
1/5 asam laktat + O2  H2O + CO2 + energi

As. Laktat  Glikogen

Hutang Oksigen
Otot mampu beraktivitas dalam keadaan an aerob dengan menggunakan energi dari glikolisis. Konsekuensi dari aktivitas ini adalah meningkatnya asam laktat dalam otot. Setelah selesai beraktivitas, asam laktat ini sebagian kecil (1/5) dioksidasi dan sebagian besar (4/5) dikonversi kembali menjadi karbohidrat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam keadaan darurat (kurang oksigen) otot ”menghutang” oksigen, dan apabila keadaan darurat telah terlampaui, maka hutang itu akan segera dibayar.

malaria

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Negara Indonesia adalah negara kepulauan dengan iklim tropik. Saat ini Indonesia sedang giat membangun di segala bidang termasuk juga pembangunan di bidang kesehatan. Adapun visi pembangunan kesehatan Indonesia Sehat 2010 adalah:” terwujudnya bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduk yang hidup dalam lingkungan dan prilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Indonesia”(Depkes RI,1999 : 3).
Menurut Hendrik L Bloom ada empat faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan, yaitu: lingkungan, prilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Dari keempat faktor itu yang paling penting peranannya adalah lingkungan. Dari lingkungan ini kita dapat melihat tingkat salinitas suatu individu dalam menjaga kesehatannya.
Pada saat sekarang ini lingkungan dapat menjadi sumber penyakit. Genangan air sedikit saja dapat menjadi tempat berkembakbiaknya nyamuk. Penduduk di negara-negara tropik dan sub tropik tidak memiliki sumber ekonomi yang cukup untuk memerangi nyamuk untuk mengidentifikasi penyakit serta pengobatan berjuta-juta penderita. Demikian pula, apakah para pasien sendiri dan keluarganya di banyak daerah mempunyai kesadaran sosial yang cukup untuk membantu. Di antara semua penyakit pada manusia, malaria merupakan penyakit yang paling banyak di derita dan paling banyak menimbulkan kematian.. Penyakit ini selalu berpindah. Tidak dapat disangsikan lagi bahwa malaria memainkan peranan dalam sejarah peradaban manusia oleh karena penduduk sebagian besar dunia pernah menderita karena penyakit yang menghancurkan ini serta karena kelemahan dan kematian yang disebabkan oleh parasit malaria. Meskipun penyakit tersebut di beberapa bagian dunia ini berada dalam pengendalian, namun pada tahun-tahun terakhir ini tampak adanya peningkatan malaria secara luas di dunia.

2. Perumusan Masalah
Permasalahan dalam makalah ini adalah bagaimana penyakit malaria dan penyebarannya dalam kehidupan.

3. Tujuan
Untuk mengetahui tentang penyakit malaria dilihat dari spesies penyebab penyakit, siklus hidup spesies, gejala yang ditimbulkan serta bagaimana mengatasi jika penyakit ini terjadi.

4. Manfaat
a. Adanya informasi tentang penyakit malaria.
b Adanya informasi tentang bagaimana cara pengendalian malaria.

5. Ruang lingkup
Ruang lingkup makalah ini adalah tentang penyakit malaria.











BAB II
PEMBAHASAN


Binatang yang termasuk Protozoa dari genus Plasmodium merupakan makhluk parasit yang paling terkenal dan penyakit yang ditimbulkannya disebut malaria. Kata malaria diambil dari 2 bahasa Italia yaitu mal artinya buruk dan aria artinya udara. Pada manusia telah diketahui terdapat empat spesies Plasmodium, yaitu:
1. Plasmodium vivax (malaria vivax, sederhana, jinak, atau tertiana) merupakan penyebab kira-kira 43% kasus malaria pada manusia.
2. Plasmodium malariae (malaria malariae, quartana) menyebabkan kira-kira 7% malaria di dunia.
3. Plasmodium falciparum (malaria falciparum, ganas, tropika, pernisiosa, atau estivo-autumnal) adalah malaria yang paling patogenik dan seringkali fatal. Plasmodium ini merupakan penyebab kira-kira separuh kasus malaria pada manusia. Ketiga malaria ini tersebar luas di dunia, terutama terdapat di negara-negara beriklim panas (teristimewa P. falciparum), tetapi juga di negara-negara beriklim dingin seperti musim salju misalnya Korea, Manchuria, dan Rusia Selatan (teristimewa P. vivax).
4. Plasmodium ovale (malaria ovale atau tertiana) jarang terdapat dan pada umumnya terbatas diAfrika dan pulau-pulau di Pasifik Barat.

Orang-orang yang berjasa dalam pemberian nama dan penemuan parasit malaria adalah:
a. Laveran, pada tahun 1880 menggambarkan jenis Plasmodium malariae
b. Grassi dan Feletti memberi nama Plasmodium vivax pada tahun 1890
c. Welch pada tahun 1897 menemukan Plasmodium falciparum
d. Stephens menemukan Plasmodium ovale pada tahun 1922
e. Ross, pada tahun 1898 membuat suatu laporan mengenai Sporogoni pada spesies burung Plasmodium relictum dalam nyamuk Culicini
f. Grassi, Bignami dan Bastianelli melaporkan siklus seksual jenis Plasmodium falciparum dalam nyamuk Anopheles.

Morfologi genus Plasmodium
Sitoplasma mempunyai bentuk tidak teratur pada berbagai stadium pertumbuhan dan mengandung kromatin, pigmen serta granula. Pigmen malaria terdiri dari protein yang telah didenaturasi, yaitu hemozoin atau hematin suatu hasil metabolisme parasit dengan bahan-bahan dari eritrosit. Pigmen ini tidak ada pada parasit ekso-eritrositer yang terdapat dalam sel hati. Gametosit dapat dibedakan dari tropozoit tua karena sitoplasmanya lebih padat, tidak adanya pembelahan kromatin dan adanya pigmen yang tersebar dalam periferi.
-Plasmodium vivax
Daur aseksualnya selama 48 jam dan pengaruhnya pada manusia kurang berbahaya dengan beberapa spesies lainnya. Penyakit yang ditimbulkannya adalah malaria tertiana. Plasmodium mempunyai fase Schizogoni, fase gametogoni, dan fase sporogoni dalam daur hidupnya.
3. Daur Schizogoni (terjadi di dalam hati)
Fase-fase Schizogoni terdiri dari 2 bagian yaitu fase eksoeritrositik di dalam hati dan fase eritrositik di dalam sel-sel darah. Fase eksoeritrositik dimulai waktu sporozoit-sporozoit masuk ke dalam darah saat nyamuk yang mengandung parasit mengisap darah manusia. Sporozoit-sporozoit cepat masuk ke dalam sel-sel hati dimana mengadakan pembelahan menjadi banyak (Schizogenous multiplication), yang menghasikan banyak merozoit-merozoit yang disebut metacryptozoid. Selanjutnya merozoit-merozoit ini masuk ke dalam aliran darah lalu kontak dengan eritrosit kemudian menembusnya dan mulailah fase Schizogoni eritrositik. Fase eritrositik ini dapat dipelajari dengan smear darah manusia yang diinfeksi Plasmodium vivax.
o Trofozoit
Setelah merozoit-merozoit memasuki eritrosit, berubah menjadi tropozoit. Tropozoit yang muda menampakkan suatu cincin sitoplasma biru dengan 1 inti merah manikam, pada satu sisi ini disebut fase cincin. Selanjutnya tropozoit ameboid tumbuh dan mereka memperlihatkan bentuk-bentuk yang bervariasi, dan menyebabkan sel-sel darah merah bertambah besar ukurannya. Sitoplasma dari sel darah yang diinfeksi nampak mempunyai titik-titik atau granula-granula yang disebut titik-titik Schuffner. Pigmen yang agak coklat disebut hematin dipisahkan oleh parasit-parasit dari besi yang terkandung di dalam hemoglobin. Keadaan seperti ini merupakan fase trofozoit yang bervariasi dilengkapi dengan pigmen titik-titik Schuffner.
o Schizont
Penyempurnaan pembelahan pertama dari inti tropozoit menjadi schizont. Pembelahan inti terus berlangsung sampai 12-24 anak-anak inti nampak. Anak-anak inti ini tersebar di dalam sitoplasma.
o Segmenter
Sitoplasma dari schizont membelah menjadi massa-massa kecil dan di dalamnya terdapat inti yang disebut segmenter.
o Merozoit
Setiap inti segmenter beserta sitoplasmanya menjadi sebuah merozoit. Segmenter dewasa menghancurkan / memecahkan eritrosit yang mengandung parasit tersebut, dan mengeluarkan merozoit-merozoit bentuk kumparan ke dalam aliran darah dan pada saat inilah inang merasa demam panas dingin. Di dalam segmenter-segmenter dewasa pigmen umunya nampak sebagai massa yang tunggal dan tinggal di dalam residu sitoplasma. Selanjutnya merozoit-merozoit memasuki sel darah merah dan memulai daur schizogoni yang baru selanjutnya menuju fase gametogoni. Merozoit-merozoit membentuk gametosit-gametosit baik jantan ataupun betina. Pembentukan merozoit-merozoit terjadi dengan interval 48 jam.
b. Daur gametogoni
Daur gametogoni merupakan permulaan fase-fase seksual. Parasit-parasit yang ukurannya besar, satu inti mengisi badan-badan eritrosit disebut gametosit-gametosit dewasa. Mereka terdiri dari mikrogametosit-mikrogametosit (jantan) dan makrogametosit-makrogametosit (betina).
o Mikrogametosit
Mikrogametosit mempunyai sitoplasma yang biru pucat dan inti yang besar dengan granula-garanula tersebar tidak teratur.
o Makrogametosit
Makrogametosit ini mempunyai sitoplasma yang biru pekat dengan inti yang kecil serta mempunyai nucleolus merah gelap. Gametosit-gametosit tidak berkembang menjadi dewasa di dalam sel-sel darah merah. Perkembangan selanjutnya disempurnakan di dalam perut nyamuk.
o Mikrogamet
Setelah nyamuk mengisap darah yang mengandung gametosit di dalam perutnya mikrogametosit menghasilkan menghasilkan 6-8 mikrogamet seperti filament, langsing dan panjang. Untuk sementara waktu mikrogamet tersebut melekat pada massa sitoplasma, setelah itu mereka bebas mencari dan menembus makrogamet.
o Makrogamet
Makrogamet sama dengan mikrogametosit karena sulit membedakannya.
o Zigote
Fertilisasi berlangsung di dalam perut nyamuk, di mana satu mikrogamet masuk ke dalam makrogamet membentuk zygote. Zigote berkembang menjadi menjadi ookinete yang bentuknya memanjang. Pembentukan zygote adalah akhir dari daur gametogoni.
c. Daur Sporogoni
Fase sporogoni dimulai dari perkembangan ookinete.
o Oocyst
Bila ookinete migrasi dan tinggal di antara sel-sel epitel dan selaput dasar perut nyamuk, ini disebut oocyst muda. Pembelahan inti terjadi dan berlangsung terus sampai sejumlah besar partikel-partikel kecil inti yang sangat kecil dihasilkan, ini dikenal dengan sporoblast. Pertumbuhan terus berlangsung sehingga ukuran oocyst bertambah besar. Sitoplasma yang mengelilingi setiap partikel inti membentuk sporozoit. Akhirnya oocyst yang besar pecah dan membebaskan sporozoit-sporozoit dalam hemocel.
o Sporozoit
Bila oocyst yang dewasa pecah, maka keluarlah sporozoit-sporozoit yang jumlahnya sampai 200.000 dan masuk ke dalam hemocel nyamuk. Selanjutnya sporozoit-sporozoit ini mengadakan perjalanan ke kelenjar-kelenjar air liur. Kemudian sporozoit-sporozoit ini dimasukkan kedalam inang bersama-sama air liur nyamuk pada waktu nyamuk tersebut menghisap darah / mengambil makanan. Masuknya sporozoit-sporozoit ke dalam tubuh inang vertebrata akan memulai lagi fase eksoeritrsitik dari daur schizogoni.
-Plasmodium falciparum
Plasmodium ini menyebabkan malaria falciparum. Pada malaria falciparum, schizogoni disempurnakan dalam waktu 36-48 jam, umumnya memiliki perioda yang lebih lama. Dalam spesies ini hanya tropozoit-tropozoit seperti cincin dan memanjang, makrogametosit seperti bentuk bulan sabit, dan mikrogametosit seperi bentuk kacang nampak dalam sirkulasi darah. Schizont-schizont dan segmenter-segmenter di dalam kapiler-kapiler dan sinus-sinus darah dari alat-alat internal dan di dalam sum-sum tulang. Spesies ini sangat berbeda dari spesies lainnya yaitu dalam hal gametosit berbentuk bulan sabit atau berbentuk kacag dan dalam hal tidak adanya schizont-schizont dan segmenter-segmenter dalam sirkulasi sel-sel darah.
-Plasmodium malariae
Plasmodium ini menyebabkan infeksi malariae (malaria kuartana). Schizogoni terjadi dengan interval 72 jam. Schizont-schizont sering nampak seperti makhluk-makhluk berpita memanjang sepanjang sel-sel darah merah. Segmenter berisi 6-12, umumnya 8-10. Merozoit-merozoit yang kuat 12-18 dan lebih kecil daripada Plasmodium vivax dan Plasmodium falciparum. Gametosit-gametosit bentuk oval sama dengan bentuk Plasmodium vivax dan lebih kecil, dan mereka tidak memperbesar badan-badan sel darah merah.
-Plasmodium ovale
Spesies ini dalam berbagai hal sama dengan Plasmodium vivax dan Plasmodium malariae yang bagi orang yang kurang berpengalaman sering salah dalam mmengadakan identifikasinya. Daur aseksualnya disempurnakan dalam waktu 48 jam.
-Plasmodium knowlesi
Spesies ini menginfeksi monyet dan dapat menyebabkan kematian monyet tersebut pada hari ke-12, tetapi bagi manusia menyebabkan penyakit yang ringan serta mudah dikontrol.
- Plasmodium berghei
Menimbulkan malaria pada rodentia.
-Plasmodium cathemerium
Menimbulkan malaria pada burung.

Siklus Hidup
Siklus hidup ini diwakilkan oleh Plasmodium vivax
Sporozoit-sporozoit masuk ke dalam darah melalui sutu gigitan nyamuk. Mereka tinggal dalam peredaran darah kurang dari satu jam, cepat memasuki sel-sel parenkim hati. Disini mereka menjadi meront-meront eksoeritrositik pertama (schizont-schizont). Mereka ini membesar dan membagi dirinya dengan pembelahan secara multiple dan membentuk merozoit-merozoit (metakriptozoit-metakriptozoit). Merozoit-merozoit ini masuk ke dalam sel-sel parenkim hati baru menjadi meront-meront eksoeritrositik kedua (schizont-schizont), mengalami pembelahan berganda dan membentuk metakriptozoit-metakriptozoit baru. Proses ini dapat berjalan secara tidak terbatas pada P. falciparum, hanya ada satu generasi metakriptozoit yaitu hanya terbentuk meront-0meront eksoeritrositik primer).
Metakriptozoit-metakriptozoit yang dihasilkan secara merogoni eksoeritrositik keluar dari sel-sel hati, masuk ke dalam sel-sel darah merah kira-kira 1 minggu sampai 10 HIS. Disini mereka membulat dan membuat suatu vakuol besar di tengahnya. Mereka disebut cincin karena usapan-usapan diwarnai Romanowsky, mereka mirip cincin stempel (signet ring) dengan sutu inti merah pada satu tepid an satu cincin tipis pada sitoplasma biru sekeliling vakuol. Mereka tumbuh (trofozoit-trofozoit) dan membentuk vakuol makanan berisi sitoplasma sel hospes dengan cara invaginasi dan mencomot bagian sitoplasma. Trofozoit-trofozoit menjalani merogoni untuk menghasilkan merozoit-merzoit yang kemudian akan keluar dari eritrosit-eritrosit dan memasuki eritrosit-eritrosit baru, mengulangi siklus tidak terbatas.
Setelah infeksi berlangsung beberapa waktu dan setelah ada generasi aseksual yang tertentu jumlahnya, maka beberapa merozoit yang memasuki sel darah merah berkembang menjadi mikrogametosit-mikrogametosit. Di dalam perut nyamuk dihasilkan mikrogamet. Dalam waktu 10-15 menit inti membagi, ditonjolkan keluar dalam suatu proses (eksflagelasi). Mikrogamet-mikrogamet itu melepaskan diri dan berenang bebas. Jika mereka menemukan suatu makrogamet, pembuahan terjadi, dan sutu zigot dapat yang bergerak (ookinet) terbentuk.
Ookinet menembus ke dalam dinding perut tengah (lambung) dan tumbuh menjadi suatu ookista. Inti ookoista membagi diri berulang-ulang dan terbentuklah sporoblast. Inti setiap sporoblast kemudian membagi diri berulang-ulang, dan akhirnya setiap ookista berisi 10.000 atau lebih sporozoit langsing, berbentuk gelendong panjang 15 µm dengan satu inti di bagian tengahnya. Mereka keluar dari ookista ke dalam rongga badan dan bermigrasi ke kelenjar-kelenjar air liur. Mereka kemudian disuntikkan ke dalam hospes baru jika nyamuk itu menggigit lagi. Proses perkembangan sporozoit memakan waktu 10 hari-3 minggu atau lebih lama lagi, tergantung spesies Plasmodium dan suhu. Sekali terinfeksi, seekor nyamuk tetap terinfeksi seumur hidup dan dapat menularkan parasit-parasit setiap kali ia menggigit.

Patologi dan Simtomologi
Perubahan yang terjadi adalah:
a. Penghancuran eritrosit dan penyumbatan kapiler alat-alat dalam tubuh.
b. Kelainan yang disebabkan anoksemi jaringan hati dan alat-alat lain.
c. Reaksi humoral dan reaksi seluler timbul sebagai akibat kehancuran eritrosit yang mengandung merozoit-merozoit. Keadaan ini menghasilkan fagositosis terhadap parasit, sel yang diinfeksi, pigmen dan sisa sel-sel oleh histiosit mengembara dan oleh makrofag tetap dari system retikuoendotel, khususnya dari limpa sehingga limpa membesar.
d. Korteks cerebri, limpa, hati, ginjal, dan alat-alat lainnya warnanya menjadi kelabu atau hitam akibat penimbunan pigmen oleh parasit malaria selama pertumbuhan di dalam eritrosit.
e. Pada malaria vivax primer, jumlah eritrosit menurun 10-20%, pada malaria falciparum penghancuran eritrosit lebih banyak dapat terjadi (anemia).
f. Anoksi pada jaringan, disebabkan kurangnya eritrosit, trombosit multiple di dalam kapiler dan menurunnya volume darah yang beredar.
g. Perlekatan eritrosit yang diinfeksi, perubahan fisik dan kimiawi dalam plasma sel darah merah pada endotel kelenjar.
h. Gangguan peredaran yang berat terutama karena infeksi falciparum, ditimbulkan oleh penyumbatan kapiler yang disebabkan gumpalan eritrosit yang mengandung parasit dan fagosit, olek kepekatan plasma yang meninggi.
i. Pada infeksi vivax yang akut, limpa lembek, licin, membesar, berwarna tengguli tua. Pada infeksi menahun limpa membesar dan kenyal.
j. Kedinginan yang hebat, menggigil secara tidak terkendali, gigi gemeretak dan tegak bulu roma meskipun suhu sebenarnya di atas normal.Rasa kedinginan itu diikuti demam tinggi, sakit kepala, berkeringat.
k. Gejala lain dapat termasuk sakit kepala, rasa sakit pada tulang dan otot, perasaan tidak enak, kecemasan, gangguan mental, dan bahkan delirium (mengigau).
l. Back-water fever yaitu hasil hasil hemolisis intravaskuler yang hebat, diikuti beberapa jam kemudian oleh keluarnya air kencing yang berwarna coklat disebabkan oleh hemoglobinuria.

Epidemiologi
Malaria manusia ditularkan oleh nyamuk-nyamuk Anopheles. Mungkin ada 400 spesies dalam genus ini, namun hanya ada 60 vektor-vektor yang baik, dan epidemiologi penyakit ini di lokasi khusus mana saja tergantung dari vector-vektor khusus yang ada dan kebiasaan-kebiasaan mereka berkambang biak, makanan yang disukainya, kepekaannya terhadap infeksi,dan sebagainya.
Pada waktu sekarang ini, malaria adalah terutama penyakit di daerah lebih panas, tetapi pada suatu waktu biasa ditemukan di daerah beriklim sedang. Bruce-Chwatt (1978) menaksir bahwa sekarang hanya ada paling sedikit 100 juta kasus dan 1 juta kematian karena malaria setiap tahun.

Diagnosis
Malaria hanya dapat didiagnosa dengan pasti hanya dengan menemukan dan mengidentifikasi organisme-organisme penyebabnya dalam darah. Ini dilakukan dengan pemeriksaan mikroskopik terhadap usapan-usapan darah diwarnai dengan salah satu dari warna-warna Romanowsky; warna Giemsa adalah warna yang terbaik

Pencegahan dan Pengobatan
-Pencegahan
a. Penderita yang mengandung gametosit sebagai sumber infeksi dikurangi.
b. Pemberantasan nyamuk malaria dengan cara:
1. membasmi sarang-sarang perindukan
2. membunuh larva dengan insektisida
3. mengurangi jumlah nyamuk dewasa
Insektisida residual ternyata sengat efisien untuk mengurangi jumlah nyamuk malaria yang hidup cukup lama untuk menularkan malaria, setelah menetap di rumah-rumah penduduk.
c. Melindungi orang-orang yang peka terhadap nyamuk dengan cara:
1. mencegah jangan sampai digigit nyamuk, dengan kawat kasa, kelambu
2.obat kimiawi yang supresif, maksudnya mencegah mebiaknya parasit di dalam eritrosit secara aseksual
3. donor darah hendaknya dari orangyang tidak pernah mendapat serangan malaria
-Pengobatan
Obat-obat kimiawi mencakup:
a. Obat pencegah penyakit, untuk menghancurkan parasit praeritrositik.
b. Obat penekan (supresif), untuk mencegah timbulnya gejala klinik.
c. Obat penyembuh untuk mengobati serangan akut dengan manghancurkan parasit aseksual eritrositik.
d. Pengobatan radikal untuk memusnahkan bentuk eksoeritrositik yang lanjut, gametositik, dan gametostatik.
e. Jika ada serangan akut, maka untuk membunuh schizony digunakan klorokuin dan aodiakuin yang daya membunuhnya besar.Untuk malaria klinik yang berat, digunakan dihidroksida (diberi secara intravena).
f. Persenyawaan-persenyawaan 8-aminokuinolin, primakuin yang paling kurang toksik merupakan obat satu-satunya yang efektif terhadap bentuk eksoeritrositik lanjut dan bentuk seksual.
g. Kinine, yaitu bahan aktif kulit pohon kina yang bersifat supressif (menekan) dan kuratif (mengobati) tetapi tidak mencegah kambuhan. Rumus kimianya ialah 6-methoxy-1-(5-vinyl-2-quinuciidyl-4-quinoline-methanol).
h. Quinacrine (Atebrin, Atabrine, mepacrine) adalah 2-cloro-5-diethyl-amino-isopentylamino-7-methoxy terhadap dihidrochloride. Ia adalah profilaktis terhadap malaria falciparumdan menekansupresif terhadap malaria vivax dan malaria malariae.Ia menyembuhkan serangan-serangan penyakit ini,tetapi tidak mencegah kambuhan.
i. Primaqine adalah 8-(4-amino-1-methylbutyl-amino)-6-methoxyquinolin. Ia benar-benar menyaembuhkan malaria vivax dan paling baik dipakai dalam kombinasi dengan chloroquine jika penderita terkena suatu serangan, tetapi dapat dipakai secara sendirian di antara kambuhan-kambuhan untuk mencegah kambuhan-kambuhan selanjutnya.





























BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan, penulis dapat mengambil kesimpulan, yaitu:
1. Malaria merupakan suatu penyakit yang paling tersebar luas, paling dikenal, dan paling banyak menimbulkan kematian. Penyakit ini dapat berpindah-pindah.
2. Spesies penyebab malaria pada manusia adalah binatang yang termasuk Protozoa dari genus Plasmodium. Spesies yang umum adalah Plasmodium vivax (lama siklus 2 hari) yang menyebabkan penyakit malaria vivax, Plasmodim falciparum (lama siklus 2 hari) yang menyebabkan penyakit malaria malaria falciparum, Plasmodium malariae (lama siklus 3 hari) yang menyebabkan malaria malariae / quartana, dan Plasmodium ovale yang menyebabkan penyakit malaria ovale / tertiana.
3. Plasmodium memiliki siklus hidup, yaitu fase schizogoni (terjadi di dalam hati), fase gametogoni (terjadi di dalam sel darah merah kadal, burung, dan mamalia), dan fase sporogoni (terjadi dalam tubuh nyamuk).

Saran
Pada makalah ini penulis menyarankan:
1. Untuk Pencegahan Malaria
-. Memberantas nyamuk-nyamuk malaria dengan cara membasmi sarang-sarang prindukan, membunuh larva dengan insektisida, dan mengurangi jumlah nyamuk dewasa.
-. Melindungi orang-orang yang peka terhadap nyamuk.
2. Untuk pengobatan
-. Mengkonsumsi obat-obatan kimiawi untuk mencegah penyebab penyakit, menghancurkan parasit praeksoeritrositik, memusnahkan bentuk eksoeritrositik yang lanjut, gametositik, dan ga

SYSTEM PENCERNAAN

SYSTEM PENCERNAAN

I. Alat-Alat Dan Fungsi Pencerrnaan

a. Oris (Mulut)
b. Faring (Tekak)
c. Esophagus (Kerongkongan)
d. vetrikulus (Lambung)
e. Intestinum Minor (Usus Halus):
 Duodenum (Usus 12 Jari)
 Jejenum
 Ileum
f. Intestinum Mayor (Usus Beser)
• Sekum
• Kolon Asendens,
• Kolon Transversum
• Kolon Desendens
• Kolon Sigmoid
g. Rectum
h. Anus

Struktur Pencernaan

1. Mulut

Mulut atau oris adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri dari dua bagian:

1. Bagian luar yang sempit atau vestibula yitu ruang diatara gusi, gigi, bibir dan pipi
2. Bagian ronga mulut bagian dalam, yaitu ronga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris, palatum dan mandibularis, disebela belakang bersambungan denagn faring.

Selaput lendir mulut ditutupi oleh epithelium yang berlapis-lapis dibawahnya terletak kelenjer-kelenjer halus yang mengeluarkan lendir, selput ini kaya dengan akan pembuluh darah dan juga memuat banyak utjung akhir saraf sensoris.
Di sebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan disebelah dalam ditutupi oleh selaput lender (mukosa).otot orbikularis oris menutup bibir. Lavetor anguali oris mengakat dan depressor anguali oris menekan ujung mulut.

Platum terdiri dua bagiaan yaitu:

1. Palatum durum (pelatum keras) yang tersusun atas tajuk-tajuk palatum sebelah depan tulang maksilaris dan lebih kebelakang terdiri dari dua tulang palatum.
2. Palatum model (palatum lunak) terletak dibelakang yang merupakan lipatan menggantung yang dapat bergerak, yang terdapat jaringan fibrosa dan selaput lender.
A. Geligi

Geligi ada dua macam:

1. Gigi sulung, mulai tumbuh pada anak umur 6-7 bulan. Langkap pada umur 2 tahun jumblahnya 20 buah jumlahnya disebut gigi susu, terdiri dari: 8 buah gigi graham (molare).
2. Gigi tetap (gigi permanen) tumbuh pada umur 6-8 tahun, jumblahnya 32 buah,terdiri dari: 8 buah gigi seri (dens insisivus), buah gigi taring (dens kaninus) 18 buah gigi garaham (molare), dan 12 buah gigi graham (premolare).

Funsi gigi terdiri dari dari: gigi seri untuk memotong makanan, gigi taring gunanya untuk memutuskan makanan yang keras dan liatr, dan gigi geraham gunanya mengunyah makanan yang sudah dipotong-potong.

B. Lidah

Lidah terdiri dariotot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lender, kerja otot lidah dapat digerakan keseluruh arah.

Lidah dibagi atas tiga bagian, radik lingua (ujung lidah). Pada pangkal lidah yang belakang terdapat epiglottis yang berfungsi untuk menutup jalan napas pada waktu kita menelan makanan, supaya makanan jangan masuk kejalan napas. Pungung lidah ( dorsum lingua) terdapat putting-putting pengecap atau ujung saraf pengecap.
Frenulum lingua merupakan selaput lendir yang dapat pada bagian bawah kira-kira ditengah, jika lidah digerakkan keatas tampak selaput lendir. Flika subliguna terdapat disebelah kiri dan kanan frenulum lingua, disini terdapat pula lipatan selaput lender.submaksilari,dan glandula subligualis.
Funsi lidah yaitu mengduk makanan, membetuk suara, sebagai alat pengecap dan menelan, seta merasakan makanan, membantu membersikan mulut.

B. Kelenjer Ludah

Kelenjer ludah merupakan kelenjer yang menpunyai duktus yang bernama duktus wartoni dan duktus stensoni.kelenjer luda ini ada dua yaitu:
1. Kelenjer luda bawah rahang (kelenjer submaksilaris), yang terdapat dibawah tulangf rahang atas dibagian tenga
2. Kelenjer luda dibawah lida (kelenjer sublingualis) yang terdapat disebelah depan dibawah lidah.

Kelenjer ludah (saliva) dihasilkan didalam rongga mulut. Disekitar rongga mulut terdapat terdapat tiga buah kelenjer ludah yaitu:
1. Kelenjer parotis, letaknya dibawah depan telinga diantar prosesus mastoid kiri dan kanan os mandibular, duktusnya duktus stensoni. Duktus ini keluar dari glandula parotis menuju kerongga mulut melalui pipi (muskulus buksinator)
2. Kelenjer submaksilaris, terletak di bawah bagian rongga mulut bagian belakang, duktusnya bernama duktus wartoni, bermuara dirongga mulut dekat dengan frenulum lingua.
3. Kelenjer sublingualis, letaknya dibawah selaput lender dasar rongga mulut bermuara didasar rongga mkulut, kelenjer ludah disarafi oleh saraf-saraaf tidak sadadar.

2 . Faring

Faring merupakan organ yang menhubungkan rongga mulut dengan kerongkongan (esofagus). Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelejer limfe yang banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Disini terletak bersimpangan antarajalan napas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan hidung, didepan ruas-ruas tulang belakang. Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantara lubang yang bernama koana. Keadaan tekak behubungan dangan rongga mulut dengan perantara lubang yang disebut ismus fausium.
Tekak terdiri dari superior (bagian yang sama tinggi dengan hidung) bagian median (bagian yang sama tiggi dengan mulut), dan bagian inferior (bagian yang sama tinggi dengan laring). Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga, bagian median disebut orofaring, bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian iforior disebut laringofaring yang menhubungkan orofaring dengan laring.
Menelan (deglutisio), jalan udara dan jalan makanan pada faring terjadipenyilangan.jalan udara masuk kebagian depan terus keleherbagiaan depansedangkan jalan makanan masuk kebelakang dari jalan napas dan didepan dari ruas tulang belakang. Makanan lewat epiglottis lateral melalui ressus piriformis masuk ke esophagus tanpa membahayakan jalan udarah ditutup sementara. Permulaan menelan, otot mulut dan lidah berkontraksi secara bersamaan.

3. Esofagus

Esofagus merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung,pajangnya kurang lebih 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak dibawah lambung. Lapisan dinding dari dalam keluar: lapisan selaput lendir (mukosa), lapisan submukosa, lapisan otot melingkar sikuler, dan lapisan otot memanjang longitudinal,esofhagus terletak dibelakang trakeadan didepan tulang punggug, setelah melalui toraks menembus diafragma masuk kedalam abdomen menyambung dengan lambung.



4. Lambung

Lambung atau gaster merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama di daerah epigaste. Lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan esophagus melalui orifisum piulorik, terletak dibawah diafragma didepean pancreas dan limpa, menempel disebelah kiri fundus uteri.


Fungsi lambung

1. Menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan oleh paristaltik lambung dan getah lambung
2. Getah cerna yang dihasilkan

a. Pepsin, fungsinya memecah putih terlur menjadi asam amino(albumin danpepton)
b. Asam garam (hcl), fungsinya menghasilkan makanan, sebagai antiseptic dan desifektan, dnmembuat suasana asam pada pepsinogen sehingga menjadi pepsin
c. Renin fungsinya, sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk kansein dan kesinogen (kesinogen dan protein susu)
d. Lapisan lambung jumblahnya sedikit memecah lemak menjadi asam lemak yang merangsang sekresigetah lambung

5. Usus Halus

Usus halus atau intestinum minor adalah bagian dari system pencernaan makanan yang berpangkal pada pylorus dan berakhirpada sekum panjangnya kurang lebih 6 m, merupakan saluran yang paling panjang tenpat pencernaan dan absorpsi hasil pencernaan yangn terdiri dari lapisan usus halus (lapisan mukosa [sebelah dalam],lapisan otot melingkar [m. sirkuler], lapisan otot memanjang [m. logitudinal],dan lapisan serosa [sebelah luar]).

Duodenum

Duodenum disebut juga usus 12 jari, panjangnya kurang lebih 25 cm, bentuk sepatu kuda melengkung ke kiri, pada lengkung ini tedapat pancreas. Pada bagian kanan duodenum ini terdapat selaput lender, yang membukit yang disebut palpili vateri. Pada papilla vateri ini bermuara saluran empedu (duktus koledokus) dan saluran pancreas (duktus wirsungi atau duktus pankreatikus)

Empedu dibuat dari hati untuk dikeluarkan keduodenum melalui duktus koledokus yang fungsinya mengemulsikan lemak, dengan bantuan lipase. Pancreas juga meng hasilkan amilase yang berfungsi yang mencerna hidrat arang menjadi disakarida, dan tripsin mencerna protein menjadi asam amino atau albumin dan polipeptida.
Dindinh duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjer, kelenjer ini disebut kelenje-kelenjer brunner, berfungsi untuk memproduksi getah intestinum.

Jejunun dan Ileum

Jejunum dan ileum mempunyai panjang sekitar kurang lebih 25 cm, dua perlima bagian atas adalah (jejunum) dengan panjang kurang lebih 23 m dan ileum dengan panjang 4-5 m. lekukkan jejunum dan ileum melekat pada dinding abdomen posterior dangan perantara lipatan peritoneum yang berbetuk kipas yang dikenal dengan mesentrium .
Akar mesentrium memungkinkan keluar dan masuknya cabang-cabangateri dan vena mesentrika posterior, pembulu limfe dan saraf keruang dua antar lapisan peritoneum yang membentu mesentrium, sambungan jejunum dan ileum tidak mempunyai batas yang tegas. Ujung bawah ileum berhubungan dengan sekum dengan perantara lambung yang bernama orifisium ileosekasalis. Orifisium ini diperlukan oleh sfingter ileosekalis dan pada bagian ini terdapat katup valvula sekalis atau valvula baukhini yang berfungsi untuk mencegah cairan dalam kolon asendens tidak masuk kembali ileum.

Fungsi usus halus

1. Menerima zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui kapiler-kapiler darah dan saluran limfe
2. Menyerap protein dalam bentuk asam amino
3. Kabohidrat diserat dalam betuk monosakarida

Didalam usus halus terdapat kelenjer yang menghsilkan getah usus yang menyempurnakan makanan
1. Enterokinase,mengaktivkan enzim proteolitik
2. Eripsin menyenpurnakan protein mejadi asam amino
a. Lactase mengubah lactase mengubah menjadi monosakarida
b. Moltase mengubah menjadi moltosa menjdi monosakarida.
c. Sukroese mengubah sukrosa manjdi monosakarida.

6. Usus Besar

Usus besar atau intestinum mayor panjangnya kurang lebih 1 m , lebarnya 5-6 cm. lapisan-lapisan usus besar dari dalam keluar: selaput lender, lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang, jaringan ikat. Fungsi usus besar adalah menyerap air dari makanan, tempat tinggal bakteri ekoli,tempat fases.




7. Sekum

Dibawah sekum terdapat apendiks vermiformes yang bentuknya seperti cacing sehingga disebut juga dengan umbai cacing, panjang 6 cm. seluruhnya ditutupi oleh peritoneum mudah bergerak walau pun tidak mempunyai mesenterium dan dapat diraba melalui dinding abdomen pada orang yang masih hidup.

Kolon Asendens

Panjangnya 13 cm, terletak dibawah abdomen sebelah kanan, membujur ke atas ileum ke bawah hati. Dibawah hati melingkung ke kiri,lengkungan ini disebut fleksura hepatica, dilanjutkan sebagai kolon ternsversum.

Apendiks (usus buntu)

Bagian dari usus besar yang muncul seperti corong dari ujung sekum, mempunyi pintu keluar yang sempit tapi masih mungkin dilewati oleh beberapa isi usus. Apendik tergantung menyilang pada lneaterminalis msuk kedalam rongga pelvis minor, terletak horizontal dibelakang sekum. Sebagai suatu organ pertahanan terhadap infeksi kadang apendiks beraksi secara hebat dan hiperaktif yang bisa menimbulkan perforasi dindingnya kedalam rongga.

Kolom Transversum

Panjang nya kurang lebih 38 cm, membujur dari kolon asendense sampai ke kolon desendense berada dibawah abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura hepatica dan sebalah kiri terdapat fleksura lienalis.

Kolon Desendens
Panjangnya kurang lebih 25 cm terletak dibawah abdomen bagian kiri membujur dari atas kebawah dan fleksura lienalis sampai kedepan ileum kiri, bersambungan dengan kolon sigmoid.

Kolon Sigmoid

Kolon sigmoid merupakan lanjutan dari kolon desendens, terletak miring dalam rongga pelvis sebelah kiri, bentuknya menyerupai huruf S, ujung bawahnya berhubungan dengan rectum.

Rectum
Rectum terletak dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis didepan os sakum dan os koksigis.


Anus
Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rectum dengan dunia luar (udara luar). Terletak didasar pelvis, dindingnya diperkuat oleh tiga sfingter:
• Sfingter ani internus (sebelah atas), bekerja tidak menurut kehendak.
• Sfingter levator ani, berja juga tidak menurut kehendak.
• Sfingter ani eksternus (sebelah bawah), bekerja manurut kehendak.

Defekasi (buang air) didahulukan oleh transpor. Feses kedalam rectum yang mengakibatkan ketegangan dinding rectum mengakibatkan rangsangan utuk reflesi .m. levator ani relaksasi volunteer dantekanan ditimbulkan oleh otot-otot abdomen.

II. Kelenjer Pencernaan

1. Hati

Hati atau hepar adalah organ yang paling besar didalam tubuh kita, warnanya cokelat, dan beratnya kurang lebih 1 kg . letaknya, bagian atas dalam rongga abdomen disebelah kanan bawah diagfragma. Hati dibagi atas dua utama: permungkaan atas berbetntuk cenbung, terletak dibawah diagfragma, dan permungkaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan fisura transverses.
Fisura longitudinal memisakan belahan kanan dan kiri dibagian atas hati, selanjutnya hati dibelah menjadi atas empat belahan: lobus kanan, lobus kiri, lobus koudata, dan lobus quadrates. Hati mempunyai dua jenis peredaran darah yaitu ateri hepatica dan vena porta. Arteri hepatica , keluar melalui oarta dan member satu perlima darah pada hati, darah ini mempunyai kejenuhan 95%-100% masuk kehati akan membentukjarinagan kapiler setelah ketemu dengan kapiler vena, akhirnya keluar sebagai venahepatika, vena porta, yang tebentuk dari lienalis dan vena mesentrika superior menghantarkan empat perlima kehati. Darah ini mempunyai kejenuhan 70% sebab beberapa oksigen telah oleh limfedan usus. Guna darah ini membawah jaz makanan kehati yang telah diabsorbsi oleh mukosa dan usus halus. Besarnya kira-kira bediameter 1 mm. satu dengan yang lain terpisah dengan jaringan ikat yang membuat cabang pembuluh darah kehati, cabang vena porta arteri hepatica dan saluran empedu dibungkus bersama oleh sebuah balutan dan membentuk saluran poarta.
Dara yang berasal dari vena poarta bersentuhan erat dengan sel hati dan setiap lobus disaluri oleh sebuah pembulah sinusoid darh atau kapiler hepatica. Pembuluh darah halus berjalan diantara lobus hati, disebut vena interlubuler. Dari sisi cabang-cabang kapiler masuk kedalam bahan lubus yaitu vena lobuler, yang satu sama lain membentuk vena hepatica dan langsung masuk kevena kava inferior.
Empedu dibentuk disela-sela kecil di dalam sel hepar melalui kapiler empedu yanghalus atau korekuli.
Bahan-bahan yang termasuk glikoge lemak,vitamin, zat besi, vitamin yang larut dalam minyak, atu lemak yang disimpan dalam hati. Hati membantu mempertahankan suhu tubuh karna luasnya argan ini dan bayaknya kegiatan metabolism yang berlangsung sehingga mengakibatkan darah banyak mengalir melalui organ ini yang menaikkan suhu tubuh.

fungsi hati

1. Mengubah zat makanan yang diasorbsorpsi yang disimpan suatutempat dalam tubuh, dikeluarkan sesui denagn pemakaiannya dalann jaringan
2. Mengubah zat, buangan dan racun untuk diekskresi dalam empedu dan urine
3. Menghasilkan ezin glikogenik glukosa menjadi glikogen
4. Sekresi empedu, garam empedu dibuat dari hati, dibentuk dalam sistem ritikuleondotelium di alirkan ke empedu
5. Pembentukan urine, hati menerima asam amino diubah menjadi ureum, dikeluarkan dari dara ke ginjal dalam bentuk urine
6. Penyimpan lemak untuk pencernaan terakhir asam karbonat dan air

2. Kandungan empedu

Sebuah kantong berbentuk terong dan merupakan membrane berotot, letaknya didalam lobus disebelah permungkaan hati sampai pingir depanyan,pajangnya 8-12 cm, berkapasitas 60 cm3 .lapisan empedu terdirilapisan luar serosa atau parietal, lapisan otot bergaris, lapisan dalam mikosa atau visceral disebut juga merbran mukosa.
Duktus sistiskus, pajang kurang lebih tiga satu per dua cm yang berjalan dari lekuk empedu berhubungan dengan duktus hepatikus membentuk saluran empedu ke duodenum. Starkobilin member warna feses dan sebagian diabsorpsi kembali oleh darah dan membuat warna pada urine yang disebut urobilin.

Bagian bagian kandungan empedu:

1. Vundus vesika felea,merupakan bagian kandungan empendu yang paling akhir setela korpus vesika valea.
2. Korpus vesika valea, bagian dari kandungan empedu yang didalamnya beri getah empedu.
3. Leher kandungan kemih, merupakan leher kandugan empedu yaitu saluran utama masuknya getah empedu kekantung empedu.
4. Duktus sitikus, panbjangnya kurang lebih tiga per empat cm bejalan dari kandungan empedu dan bersambung dengan duktus hepatikus, membentuk saluran empedu ke duodenum.

3. Pancreas

Sekumpulan kelenjer yang stukturnya yang sangat mirip dengan kelenjer ludah, panjang kira-kira 15 cm, lebar 5 cm mulai dari duodenum sampai limpa, dan beratnya rata-rata 60-90 gram. Pancreas terbentang pada vertebra lumbalis I dan II dibelakang lambung.
Bagiandari pancreas: kaput oankreas, terletak disebela kanan rongga abdomen dan didalam lekukan duodenum yang melingkarinya. Korpus pancreas, merupakan bagian utama dari organ ini, dibelakang lambung dan dan didepan vertebra umbalis pertama, ekor pancreas, bagian runcing disebelah kiri menyatu limpa.


Hasil Sekresi Pancreas:
1. Hormone insulin, hormone isuling ini langsung dialirkan kedalam darah tanpa melewati duktus. Sel-sel kelenjer yang menghasilkan insulin ini termasuk sel-sel kelenjer endokrin. Kumpulan dari sel-sel ini berbentuk dari seperti pulau-pulau yang disebut pulau langerhans.
2. Getah pancreas. Sel-sel yang memproduksi gertah pancreas ini termasuk kelenjer endokri. Getah pancreas ini di kirim keduodenum melalui duktus pankreatikus. Duktus ini bermuara pada apa bila veteri yang terletak pada dinding duodenum.

Funsi Pancreas

1. Fungsi eksokrim, membetuk geta pancreas yang berisi enszim dan elektrolin
2. Fungsi endokrim, sekelompok kecil sel epithelium yang berbentuk pulau-pulau kecil atau pulau langerhans, yang bersama-sama membertuk organ endokrim yang menyekresikan insulin
3. Fungsi skresi eksternal, cairan pancreas dialirkan ke duodenum yang berguna untuk proses pencernaan makanan di intestinum
4. Fungsi skresi internal, skresi yan dihasilkan oleh pulau-pulau langerhans sendiri langsung dialirkan kedalam peredaran darah. Skresinya disebut hormone insulin dan hormon glukogen. Hurmon tersebut dibawa kejaringan untuk membantu metabolisme karbohidrat.

Fisiologi system pencernaan

Fungsi utama system pencernaan adalah memindahkan zat nutrien (zat yang sudah dicerna), air, dan garam yang berasal dari zat makanan untuk didistribusikan ke sel-sel melalui system sirkulasi. Zat makanan merupakan sumber energy bagi tubuh seperti ATP yang dibutuhkan sel-sel untuk melaksanakan tugasnya.

Anatomi Fisiologi Manusia SISTEM TRANSPORTASI

SISTEM PEREDARAN DARAH


I. Alat-alat Peredaran Darah

1. Jantung
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos, yaitu di luar kemauan manusia (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom).
Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan disebut juga basis kordis. Letak jantung di dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior), sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada diatas diafragma, dan pangkalnya terdapat di belakang kiri antara kosta V dan VI dua jari di bawah papilla mamae. Pada tempatnya ini terasa adanya denyutan jantung yang disebut iktus kordis. Ukurannya lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan, dan beratnya kira-kira 250-300 gram.
Dalam kerjanya jantung mempunyai tiga periode:
a. periode kontriksi (periode sistole), suatu keadaan ketika jantung bagian ventrikel dalam keadaan menguncup.
b. Periode dilatasi (periode diastole), suatu keadaan ketika jantung mengembang.
c. Periode istirahat, yaitu waktu antara periode kontriksi dan dilatasi ketika jantung berhenti, kira-kira 1/10 detik.

2. Arteri
Arteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa darah ke seluruh bagian dan alat tubuh. Pembuluh darah arteri yang paling besar yang keluar dari ventrikel sinistra disebut aorta. Arteri ini mempunyai dinding yang kuat dan tebal, tetapi sifatnya elastis dan terdiri dari 3 lapisan yaitu:
a. Tunika intima / interna, yaitu lapisan yang paling dalam sekali, berhubungan dengan darah dan terdiri dari jaringan endotel.
b. Tunika media, yaitu lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot yang sifatnya elastis dan termasuk otot polos.
c. Tunika eksterna / adventisia, yaitu lapisan yang paling luar sekali, terdiri dari jaringan ikat gembur yang berguna menguatkan dinding arteri.
Arteri yang paling besar di dalam tubuh yaitu aorta dan arteri pulmonalis, garis tengahnya kira-kira 1-3 cm. Arteri ini mempunyai cabang-cabang ke seluruh tubuh yang disebut arteriola yang akhirnya akan menjadi pembuluh darah rambut (kapiler).

3. Vena
Vena (pembuluh darah balik) merupakan pembuluh darah yang membawa darah dari bagian / alat-alat tubuh masuk ke dalam jantung. Tentang bentuk susunan dan juga pernafasan, pembuluh darah yang menguasai vena sama dengan pada arteri. Katup-katup pada vena kebanyakan terdiri dari dua kelompok yang gunanya untuk mencegah darah agar tidak kembali lagi. Vena-vena yang ukurannya besar diantaranya vena kava dan vena pulmonalis. Vena ini juga mempunyai cabang yang lebih kecil yang disebut venolus yang selanjutnya menjadi kapiler.

4. Kapiler
Kapiler (pembuluh rambut) merupakan pembuluh darah yang sangat halus, diameternya kira-kira 0.008 mm. Dindingnya terdiri dari sutu lapisan endotel. Bagian tubuh yang tidak terdapat kapiler yaitu: rambut, kuku, dan tulang rawan. Pembuluh darah rambut atau kapiler pada umumnya meliputi sel-sel jaringan. Oleh karenanya secara langsung berhubungan dengan sel. Karena dindingnya sangat tipis, maka plasma dan zat makanan mudah merembes ke cairan jaringan antar sel.


5. Saluran limfe
Struktur pembuluh limfe hampir sama dengan pembuluh darah tapi memiliki lebih banyak katup sehingga pembuluh limfe terlihat seperti rangkaian merjan. Saluran limfe mengumpulkan, menyaring, dan menyalurkan kembali cairan limfe ke dalam darah yang keluar melalui dinding kapiler halus untuk membersihkan jaringan.

II. Darah dan Fungsi Darah
Darah adalah suatu suatu jaringan tubuh yang terdapat dalam pembuluh darah yang warnanya merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap, tergantung pada banyaknya oksigen dan karbondioksida di dalamnya. Darah yang banyak mengandung CO2 warnanya merah tua. Viskositas atau kekentalan darah lebih kental daripada air yang mempunyai berat jenis 1,041 - 1,067, temperatur 38OC dan pH 7,37 - 7,45.
Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4 sampai 5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama, tergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung, atau pembuluh darah.

Fungsi darah
1. Sebagai alat pengangkut, yaitu:
o Mengambil oksigen / zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh.
o Mengangkut karbondioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
o Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh jaringan atau alat tubuh.
o Mengangkut atau mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui kulit dan ginjal.
2. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan perantaraan leukosit dan antibodi / zat-zat racun.
3. Menyebarkan panas ke seluruh tubuh.
4. Berperan dalam homeostasis tubuh (untuk mengimbangi interaksi darah dengan lingkungan luar).

Bagian-bagian Darah
1. Sel-sel darah
a. eritrosit (sel darah merah)
b. leukosit (sel darah putih)
c. trombosit (sel pembeku darah)
2. Plasma darah
a. air 91 %
b. protein 3 % (albumin, globulin, protrombin, dan fibrinogen)
c.mineral 0,9 % (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat, magnesium, kalsium, dan zat besi)
d. bahan organik 0,1 % (glukosa, lemak, asam urat, kreatinin, kolesterol, dan asam amino)

A. Sel-Sel Darah
1. Eritrosit (Sel Darah Merah)
Ciri-cirinya:
- Fungsi: mengangkut O2 dan CO2
- Diameter: 7 – 8 µm
- Tebal tepi kira-kira 2 µm dan bikonkaf
- Jumlah eritrosit pada pria 5 juta/mL, pada wanita 4,5 – 5 juta/mL
- Eritrosit kaya akan hemoglobin (yang berfungsi mengikat O2)

2. Leukosit (Sel Darah Putih)
Ciri-cirinya:
- Fungsi:
o Sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit atau bakteri yang masuk kedalam jaringan RES (sistem retikuloendotel)
o Sebagai pengangkut, yaitu mengangkut atau membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh darah.
- Terdiri dari:
a. Granulosit, ciri-cirinya:
o Memiliki inti tidak teratur
o Sitoplasmanya memiliki granula yang spesifik, sehingga masing-masing granulosit dibedakan atas:
1. Neutrofil, ciri-cirinya:
- membangun 40 – 60 % leukosit
- dalam 1 mm3 darah terdapat 4500 sel
- inti memiliki 3 – 4 lobus
- diameter ±12 – 15 µm
- fungsi: sebagai fagositosis dan menghancurkan jasad renik
2. Eusinofil, ciri-cirinya:
- membangun 5 % dari leukosit
- dalam 1 mm3 darah terdapat 200 sel
- berlobus 2
- diameter 9 µm
- fungsi: sebagai fagositosis (terjadi lambat)
3. Basofil, ciri-cirinya:
- membangun hanya 1 % leukosit
- dalam 1 mm3 terdapat 5 sel
- terdiri dari 2 – 3 lobus inti
- diameter 12 µm
- fungsi: sebagai perangsang terbentuknya immunoglobulin (IgE)
b. Agranulosit, ciri-cirinya:
o inti teratur
o sitoplasmanya tidak memiliki granula yang spesifik, sehingga sulit untuk membedakan limfosit dan monosit
o Terdiri dari:
1. Limfosit, ciri-cirinya:

- jumlahnya banyak
- membangun 20 – 40 % dari leukosit
- dalam 1 mm3 terdapat 2500 sel
- diameter 5 – 8 µm / 15 µm (bervariasi)
- intinya bulat hampir mengisi semua sel
- fungsi: untuksistem kekebalan (antibodi dan antigen)
- selain terdapat di sel darah juga terdapat di jaringan ikat, nodus lymf, limpa tonsil (terdapat di amandel), limpa (berfungsi sebagai antibodi), fagositosis (menyimpan / menimbun darah)
2. Monosit, ciri-cirinya:
- membangun 7 % dari leukosit
- dalam 1mm3 terdapat 300 sel
- diameter 12 – 18 µm
- inti bulat
- mengandung lisosom dan alat golgi
- selain terdapat di sel darah putih, juga terdapat di jaringan ikat dan paru-paru.

3. Trombosit (Keping-Keping Darah)
Ciri-cirinya:
- Fungsi: pembekuan darah
- Tidak berinti
- Jumlahnya 200.000 – 400.000 sel
- Berasal dari pertunasan sel sum-sum tulang yang besar dan berinti banyak (megakariosis)
- Diameter 2 – 4 µm

B. Plasma Darah
Zat-zat yang terdapat dalam plasma darah adalah:
1. Fibrinogen yang berguna dalam peristiwa pembekuan darah
2. Garam-garam mineral
3. Protein darah
4. Zat makanan
5. Hormon
6. Antibodi / antitoksin

III. FUNGSI PEMBULUH LIMFA
Susunan limfe mirip dengan plasma tetapi dengan kadar protein yang lebih kecil. Sistema saluran limfe berhubungan erat dengan sistema sirkulasi darah. Darah meninggalkan jantung melalui arteri dan dikembalikan melalui vena. Sebagian cairan yang meninggalkan sirkulasi dikembalikan melalui saluran limfe, yang merembes ke dalam ruang-ruang jaringan. Struktur pembuluh limfe yang hampir sama dengan pembuluh darah tepi memiliki lebih banyak katup sehingga pembuluh limfe terlihat seperti rangkaian merjan.
Fungsi pembuluh limfe adalah:
1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah.
2. Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.
3. Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah.
4. Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan penyebaran organisme itu dari tempat masuknya ke dalam jaringan, ke bagian lain tubuh.
5. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat anti (antibodi) untuk melindungi tubuh terhadap kelanjutan infeksi.

IV. GOLONGAN DARAH
Permukaan membran eritrosit mengandung antigen tertentu yang bersifat diwariskan. Antigen itu menentukan golongan darah. Penggolongan darah yang paling banyak digunakan adalah system ABO. Dalam sistem ini darah digolongkan menjadi 4 golongan, yaitu A, B, AB, O. Huruf-huruf tersebut mengacu kepada golongan antigen yang ada dalam membran eritrosit seseorang.

Tabel: Golongan Darah
Gol darah Antigen pada eritrosit Antibodi dalam plasma Aman ditransfusi
ke dari
A A B A, AB A,O
B B A B, AB B,O
AB A + B - AB A,B,AB,O
O - A + B A,B,AB,O O
Antibodi lawan antigen eritrosit A tidak terdapat dalam plasma darah orang bergolongan darah A, namun terdapat dalam plasma orang bergolongan darah B, dan sebaliknya. Bila seseorang diberi darah yang golongannya tidak cocok dengan golongan darahnya sendiri, maka dimungkinkan terjadi dua reaksi antigen-antibodi yang berbeda. Pertama, mungkin terjadi reaksi antigen-antibodi yang berat sebagai pengaruh antibodi dalam plasma resipien terhadap eritrosit donor yang datang. Kedua, terjadi reaksi antigen-antibodi yang kurang berarti akibat pengaruh antibodi donor terhadap antigen eritrosit resipien, kecuali bila jumlah darah yang ditransfusikan sangat besar, maka antibodi donor akan merusak eritrosit resipien.
Interaksi antibodi dengan antigen yang terikat pada eritrosit mungkin menghasilkan aglutinasi (penggumpalan) atau hemolisis (pecah). Aglutinasi dan hemolisis donor oleh antibodi plasma resipien dapat menyebabkan reaksi transfusi yang fatal. Aglutinasi eritrosit donor yang datang dapat menyumbat pembuluh-pembuluh kecil. Disamping itu, salah satu akibat yang sangat mematikan dari kesalahan transfusi adalah kegagalan ginjal akut yang disebabkan oleh pembebasan hemoglobin yang sangat banyak dari eritrosit donor yang rusak. Bila hemoglobin yang bebas dalam plasma meningkat di atas tingkat kritis, hemoglobin tersebut akan mengendap dalam ginjal dan akan menghambat pembentukan urin.

Faktor Rhesus
Selain sistem antigen A dan B, terdapat banyak antigen eritrosit dan antibodi plasma yang lain yang dapat menyebabkan reaksi transfusi, dan salah satunya yang paling penting adalah faktor Rhesus (faktor –Rh). Seseorang yang eritrositnya mengandung faktor Rhesus disebut memiliki darah –Rh positif, sebaliknya yang tidak memiliki faktor Rhesus disebut –Rh negatif.
Salah satu perbedaan dasar antara sistem ABO dengan sistem Rhesus adalah bahwa antibodi Rhesus bukanlah antibodi alami, artinya antibodi –Rh tidak terbentuk secara alamiah, tetapi disintesis sebagai respon terhadap adanya antigen –Rh. Seseorang yang –Rh negatif tidak akan mensintesis antibodi Rh kecuali bila ke dalam tubuh seseorang Rh negatif tersebut masuk antigen Rh dari darah Rh positif. Transfusi darah Rh positif kepada Rh negatif akan menghasilkan reksi transfusi berupa terbentuknya antibodi Rh kepada darah Rh negatif, sehingga darah Rh negatif hanya dapat menerima transfusi dari darah Rh negatif. Faktor –Rh akan menjadi masalah penting bila seorang ibu mengandung fetus yang Rh positif. Antibodi Rh yang terbentuk dalam darah ibu akan dapat masuk ke peredaran fetus dan dapat menyebabkan eritroblastosis fetalis.

Golongan Darah MN
Antigen MN diturunkan menurut hukum Mendel. Dari penelitiannya, Landsteiner menemukan antigen jenis lain dalam membran sel darah merah, yaitu antigen M dan N. Berdasarkan adanya antigen M dan N, darah manusia digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu golongan darah M, N, dan MN. Golongan darah MN tidak disertai dengan adanya antibodi-antigen di dalam plasma darah sehingga dalam transfusi darah, ketiga antigen ini tidak diperhatikan.

V. PROSES PEMBEKUAN DARAH
Mekanisme terjadinya proses pembekuan darah:
Luka, trombosit pecah Trombokinase keluar
Protrombin Menjadi trombin
Fibrinogen Menjadi fibrin
Proses pembekuan darah diawali ketika terjadinya luka. Pada saat terjadi luka darah keluar dari pembuluhnya. Trombosit yang pecah mengeluarkan trombokinase. Trombokinase yang keluar akan mengubah protrombin menjadi enzim yang aktif yang disebut trombin. Dengan bantuan vitamin K dan ion Ca+. Setelah itu trombin akan mengubah fibrinogen menjadi benang-benang fibrin yang akan menutupi luka sehingga darah akan membeku. Darah yang sukar membeku disebabkan oleh penyakit hemofilia. Pada penderita hemofilia jika terjadi luka, darah gagal membeku karena kekurangan kemampuan genetik mensintesis faktor VIII, yaitu faktor antihemofilia (globulinantihemofilia), yang diperlukan untuk pembentukan aktifator protrombin dari komponen-komponen darah.

VI. KELAINAN DAN GANGGUAN PADA SISTEM PEMBULUH DARAH
1. Perikarditis, yaitu peradangan selaput pembungkus jantung dan kantung tempat jantung berada. Selaput yang meradang ini dapat mengeluarkan cairan yang berkumpul menjadi pembengkakan perikardial yang menyukarkan gerakan jantung dan mungkin menghendaki penyedotan. Setelah tahap akut berlalu, perikardium bisa menjadi tebal dan kaku dan menghambat gerakan jantung.
2. Endokarditis. Endokardium adalah membran yang menyelimuti bagian dalam jantung. Membran ini bisa terkena peradangan, khususnya berhubungan dengan demam rematik. Peradangan akan meninggalkan bekas parut yang biasanya menyebabkan penyempitan lubang katup dan menghasilkan stenosis katup mitral. Akan tetapi kalau katup itu terdapat kerusakan hingga tidak dapat menutup penuh maka akan menyebabkan inkompetensi (ketidakmampuan) katup.
3. Penyakit arteri koronaris, yaitu pembuluh-pembuluh darah koroner berangsur-angsur menyempit karena aterosklerosis atau karena tiba-tiba terjadi penyumbatan oleh trombus (bekuan darah). Dari kedua hal itu miokardium bisa kehilangan sebagian dari persediaan darahnya (iskhemia miokardial), dan menimbulkan rasa sakit atau angina pectoris. Bila arterinya sumbat sama sekali, maka sebagian dari otot jantung mati, dan keadaan ini disebut infark miokard. Ini adalah bentuk serangan jantung yang sering terjadi yang disertai rasa sakit yang hebat pada dada dan kegagalan peredaran darah.
4. Sinkop, yaitu kehilangan kesadaran dengan tiba-tiba karena disebabkan anoxia pada otak akibat iskhemia serebral. Ini disebabkan oleh desakan darah yang turun dengan tiba-tiba (pingsan biasa) atau akibat penyakit jantung itu sendiri.
5. Kegagalan jantung kongestif, ditandai oleh dispnea (sesak napas) dan penimbunan cairan udema di dalam jaringan lunak yang disebabkan oleh kegagalan gerakan memompa jantung. Cairan berkumpul di dalam bagian-bagian badan yang terlentak paling rendah, seperti mata kaki,sacrum, atau skrotum.
6. Jantung berhenti, yaitu suatu keadaan yang sangat genting yang menuntut pertolongan segera karena kalau otak tidak mendapat antaran darah selama lebih dari 3 sampai 4 menit, maka dapat terjadi kerusakan yang tidak dapat dipulihkan lagi.

DAFTAR PUSTAKA


Pearce, Evelyn C. 1989. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta. PT Gramedia
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran
Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta. Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah IBRD Loan No 3979 Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional