Minggu, 27 September 2009

ekologi hewan

TUGAS AKHIR EKOLOGI HEWAN
LAPORAN
KULIA LAPANGAN TERPADU (KLT)

Oleh :
DAFRINAL
06010126

Perangkap Traping
A. Pitfall-Trap
1. Tujuan
Untuk mengetahui beberapa hewan tanah
2. Tempat dan Waktu
 Tempat : kubang sawah lunto
 Waktu : 17.00-selesai
3. Teori Dasar
Habitat yaitu tempat hidupnya atau tempat mahluk hidup tumbuh dan berkembang. organisme ada yang hidup didaratan dan ada pula hidup diperairan. Organisme yang hidup didaratan, keadaan habitatnya ditentukan oleh faktor fisika kimia tanah, dan iklim.
Faktor iklim yang yang diukur dalam studi ekologi daratan adalah suhu, cahaya, angina, kelembabapan, penguapan, dan curah hujan. Banyak macam-macam alat-alat yang dapat digunakan untuk mengukur faktor iklim. Suhu udara juga berpengaruh besar tehadap kehidupan organisme daratan, karna suhu udara sering merupakan faktor pambatas bagi kehidupan.
Organisme yang hidup didaratan kehidupan bergantung pada subtract daratan yaitu tanah. Dalam studi ekologi daratan analisis tanah sangat diperlukan.suhu tanah merupakan salah satu faktor fiska tanah yang sangat menentukan kehadiran dan kepadatan organisme tanah.
(Suin. Nurdin muhamad dan Rabilan Syafinah. 2006)
Metoda pengambilan contoh hewan tanah sangat banyak macamnya, tetapi tidak satu pun diantaranya dapat digunakan untuk semua kelompok hewan tanah. Masing-masing metode hanya menberikan hasil yang sohih untuk kelompok hewan tanah tertentu. Beberapa metoda pengambilan contoh hewan tanah telah umum digunakan dan telah diuji kesohihannya terutam didaerah temperate. Metoda-metoda itu juga dapat digunakan didaerah tropika.



Dilapangan hewan tanah dapat juga dikumpulkan dengan cara perangkap jebak (Pitfall-trap). Pengumpulan hewan permungkaan tanah dengan memasang perangkap jebak juga tergolang pada pengumpulan hewan tanah secara dinamik.
Perangkap jebak sngat sederhana, hanya bejana yang ditanam ditanah. Permungkaan bejana dibuat datar dengan tanah. Agar air hujan tidak masuk kedalam perangakap maka perangkap diberi atap dan air yang mengalir dipermungkaan tidak masuk kedalam perangkap maka perangkap dipasang pada tanah yang datar dan sedikit agak ketinggian. Jarak antar perangkap sebaiknya 5 meter. Perangkap jebak pada prinsibnya ada dua macam yaitu perangkap jebak tampa umpan penarik dan dengan perangkap jebak dengan umpan. Pada perangkap jebak tampa umpan hewan tanah yang berkeliaran dipermungkaan tanah akan jatuh terjebak yaitu hewan tanah yang secara kebetulan menuju keperangkap itu, sedangkan perangkap dengan umpan, hewan yang terperangkap adalah hewan yang tertarik bau umpan yang diletakan didalam perngkap. Hewan yang jatuh dalam perangkap akan terawet formalin atau zat kimia lainnya yang diletakan dalam perangkap tersebut.
(Tim Ekologi Hewan UNP. 2006)
4. Alat dan Bahan
 Botol selai atau gelas aqua
 Atap atau pelindung wadah
 Pancang
 Formalin 4% dan alkohol 40%
 Air sabun
 Kantung plastik berukuran 5 kg atau 10 kg
 Penjepit
 Botol film
 Soft drink

5. Cara Kerja
 Gali lubang sedalam 5-10 cm
 Masukkan wadah kedalam lobang tersebut dan gunakan 4 umpan yaitu larutan formalin 4%, alkohol 40%, air sabun, dan soft drink
 Beri atap pelindung agar air dan sampah tidak masuk
 Biarkan selama kurang lebih 24 jam
 Sotir hewan yang tertangkap
 Jarak antar perangkap 1 meter
6. Hasil
Data yang dikumpul:
 Tanggal : 29-30 Mai 2009
 Tempat : Ditepi sungai belakang SMP 4 Lembah Segar, Kubang
Sawah Lunto
NO Jenis Hewan Umpan
Formalin Alkohol Air sabun Soft drink
1 Semut Merah 8 12 13 59
2 Mononosiuni Sp 18 12 18 4
3 Licosa teran tola 1 2 2 -
4 Parendacosta cavicola 1 3 1 -
5 Blatta germia 1 - - -
Perangkap dipasang jam : 17.00
Perangkap diambil : 17.00 keesokan harinya
7. Pembahasan
Pada alat perangkap pitfall-trap dengan mengunakan umpan tujuan agar jumblah jenis ditemukan bervariasi dalam setiap umpan jeni-jenis yang ditemukan ada 5 jenis, tapi ada beberapa hewan yang tidak ditemukan pada beberapa umpan. 18 semut merah yang ditemukan pada umpan formalin, pada umpan alkohol ditemukan semut merah 12 ekor, pada umpan air sabun semut merah ditemukan13 ekor dan pada umpan soft drink ditemukan 59 ekor semut merah. Monomosium pada umpan formalin 18 ekor, pada alkohol ditemukan 12 ekor, pada umpan air sabun 13 ekor dan pada umpan soft drink 4 ekor. Cycosa terentola pada umpan formalin 1 ekor, pada mpan alkhol 2 ekor, air sabun dan soft drink tidak ada ditemukan. Pendacosta cavicola pada umpan formalin ditemukan 1 ekor, pada umpan alkohol ditemukan 3 ekor, air sabun ditemukan 1 ekor dan pada soft drink tidak ada ditemukan. Sedangkan Grmia hanya ditemukan pada umpan formalin dan umpan alkohol, air sabun dan soft drink idak ditemukan.
8. Kesimpulan
Dari data yang didapat bahwa jenis hewan tanah yang tertangkap berdasarkan indera penciumannya. Karna umpan yang diguakan memiliki bau yang khas dari masing-masingnya maka hewan tanah tersebut tertarik untuk mendekati umpan yang dipasang pada pitfall-rap tersebut.
B. Pengukuran Faktor Biotic Daratan (Teresterial)
1. Tutjuan
Utntuk mengetahui fakto-faktor biotic daratan
2. Teori Dasar
a. Pengukuran Suhu
Suhu udara sangat besar pengaru terhadap kehidupan organisme daratan, karana udara sering merupakan faktor pembatas bagi kehidupan.karna itu dalam studi ekologi didaratan perlu dilakukan pengukuran suhu udara. Pertumbuhan dan fungsi fisiologi lainya dari hewan-hewan daratan.
Pengukuran suhu udara dilakukan dengan menggunakan thermometer air raksa, thermometer maksimum-minimum, dan termograf. Thermometer air raksa dapat memberikan informasi suhu udra saat alat itu dilihat saja.untuk mengetahui jangkauan suhu udara pada selang waktu tertentu, yaitu suhu maksimum dan minimum digunakan termometer maksimum-minimum sedangkan pada beberapa studi ekologi perlu pula diketahui data suhu udara sepanjang waktu penelitian itu diguakan termograf.

3. Carakerja
 Siapkan sebuah temometer biasa
 Gantungkan atau letakan thermometer ditempat yang akan diukur suhunya
 Lihat posisi air raksa pada temometer tersebut
 Catat suhu yang adap ada termometer
 Lakukan pengamatan tiap 1 jam selama 24 jam
b. Pengukuran Suhu Tanah
Suhu tanah merupakan salah satu faktor fisika kimia tanah yang sangat menentukan kehadiran dan kepadatan organisme tanah, sehigga suhu tanah akan sangat menetukan kecepatan dekomposisi material organic tanah. Tahap pelapukan bahan induk tanah suhu juga sangat besar pengaruhnya
Untuk mengukur suhu tanah yang bagian dalam dapat dilakukan thermometer tanah atau termistor. Temometer tanah trdiri dari thermometer air raksa biasa, yang pada bagian ujungnya atau ditekankan ketanah sehingga thermometer itu bia masuk kedalam tanah dan merneruskan keserbuk logam dan berikutnya ke tesevoar thermometer air raksa.
Bila seandainya thermometer tanah tidak ada,suhu tanah dapat juga diukur dengan thermometer air raksa biasa, haya harus lah dibuat lubang ditanah sehingga thermometer itu dapat dimasukan dalam tanah
4. Cara Kerja
 Siapkan sebuah thermometer tanah
 Thermometer tanah ditancapkan atau ditanamkan pada tanah dengan kedalaman 5-10 cm
 Tunggu selam 10 menit
 Lihat posisi air raksa dalam thermometer tanah pada angka berapa
 Langka pengamatan tiap 1 jam selama 24 jam

5. Pengukuran Kelembapan
Pengukuran kelembapan tanah sngat penting dalam ekologi daratan karma kehidupan tumbuhan dan organisme tanah sangat ditentukan oleh kelembapan tanah. Keberadaan dan kepadatan organisme tanah sangat ditentukan oleh kelembapan tanah. Pengukuran PH tanah dapat dilakukan kolori metri dan PH meter. Pengaruh PH tanah kolorimetri didasarkan pada perubahan waran dengan mengunakan indicator, yang mana warna indicator tidak sama pada kadar ion H yang berbeda. Metoda pengukuran PH tanah dengan menggunakan indicator biasanya dilakukan dilapangan dan diukur dengan mengunakan kertas PH atau indicator lainya.
Pengukuran PH tanah dengan memperhatikan perubahan warna pada kertas PH dan membandingkanya dengan standar warna yang ada pada kotak kertas PH. Setela dilakukan pelakuan selajutnya diamkan dan kemudia diukur PH nya dengan PH meter.
Cara Kerja
 Siapkan sling psychrometer
 Kemudian dikipas atau diputar-putar lebih kurang 5-10 menit
 Catat suhu basa atau kelembapan
 Memakai daftar yang telah disediakan akan diketahui persentasekelembapan relative udara
 Lakukan pengamatan tiap 1 jam selama 24 jam

6. Tabel Hasil Pengamatan:
Tanggal : 29 Mai 2009
Tempat : Didepan tenda, lapanagan sepak bola SMP 4, Kubang Sawah Lunto.
NO Waktu(menit) Suhu udara (c) kelembapan Kelembapan tanah PHG tanah
1 21.00 22 86 3 6,4
2 22.00 21 87 2,3 6,2
3 23.00 21 85 3,5 6,3
4 00.00 20 80,5 2 6,5
5 01.00 20 84 2 6,3
6 02.00 20 83 1,5 6,4
7 03.00 20 83 1,8 6,5
8 04.00 20,3 80,4 2 6,8
9 05.00 20 82 2 6,9
10 06.00 21 83 2 6,8
11 07.00 20 83 1 6,9
12 08.00 27 60,3 1,9 7
13 09.00 28 80 2,5 7
14 10.00 28,2 81 2 6,9
15 11.00 27 82 1,9 7
16 12.00 28 74 2 7
17 13.00 26 83 1 7
18 14.00 26,5 84 2 7
19 15.00 27 82 1 7
20 16.00 28 81 1 7
21 17.00 26 81 1 7
22 18.00 24 81 1 7,2
23 19.00 25 80,3 1 7
24 20.00 27 80 1,5 7
7. Pembahasan
Pengkuran faktor abiotik daratan sangat penting dalam melakukan pengamatan ekologi, karna fokto-faktor tersebut mempengruhi kelangsungan hidup bagi jenis-jenis hewan tanah. Adapun faktor-faktor tersebut yang diukur adalah sebagai berikut:
1. Pengukran suhu
2. Pengukuran kelembapan
3. Pengukuran kelembapan tanah
4. Pengukuran PH tanah
Pengukuran 4 faktor abiotik daratan dilakukan sekali gus dilakukan selama 24 jam, dengan melakukan pengamatan setiap 1 jam dan dimuali pada jam 21.00 sampai 20.00 keesokan harinya.
8. Kesimpulan
Pengukuran faktor biotic sangat penting karena fakto-faktor tersebut berperan penting dalam kelangsungan hidup jenis-jenis hewan tanah. Hasil dari pengukuran tersebut bervariasi pada tiap jam, untuk itu dilakukan pengamatan setiap 1 jam selama 24 jam.
C. Pengukuran Faktor Abiatik Perairan (Aquatik)
1. Tujuan
Untuk mengetahui alat-alat yang digunakan dalam pengukuran Faktor Abiotik Perairan.
2. Waktu dan Tempat
 Waktu: 09.00 – selesai
 Tempat: ditepi sungai belakang SMP 4, Kubang Sawah Lunto.
3. Alat dan bahan
 Thermometer biasa
 Keeping secchi
 Kertas indicator universal
 Bola pimpong meteran stopwac
4. Teori Dasar
a. Pengukuran Suhu Air
Kisaran suhu lingkungan perairan lebih sempit dibandingkan dengan lingkungan daratan, perubahan suhu suatu badan air besar pengaruhnya terhadap komonitas aquatic. Naiknya suhu perairan dari yang biasa, karma pembuangan sisa pabrik misalnya, akan mengakibatkan organisme aquatic terganggu, sehingga dapat mengakibatkan struktur komonitasnya berubah.
Karena berbedanya suhu perairan berdasarkan kedalamannya maka pengukuran suhu badan air selalu diukur berdasarkan kedalaman yang berbeda. Pengukuran air dilakukan dengan mengunakan thermometer suhu pemungkaan air dapat diukur dengan temometer biasa. Suhu air pada berbagai lapisan dap diukur menggunakan temometer atau thermometer biasa yang dibenamkan dalam air.
Temometer adalah suatu temometer elektronik yang menyerap panasnya berupa logam yang berbentuk plat atau batangan yang diukur alat pengindraan suhu. Suhu yang tertera pada alat pengukur suhu menunjukkan suhu ditempat dimana alat penyerap panas tadi berubah.
Carakerja
 Sediakan thermometer biasa
 Masukkan thermometer tersebut kedalam air
 Kemudian catat barapa kedalamannya
 Tunggu selama 5-10 menit
 Catat menunjukkan angka berapa
b. Pengukur Kejerniaan
Prinsip penentuaan kecerahan air dengan keeping secchi adalah berdasarkan batas pandangan kedalaman air untuk melihat warna putih yang berada dalam air. Semakin keruh suatu badan air akan semakin dekat batas pandangan, sebaliknya kalau air jernih akan jauh batas pandagan tersebut. Keeping secchi berupa suatu kepingan yang berwarna hitam putih, yang dibenamkan kedalam air. Keeping itu berupa piringan yang diameternya sekitar 25 cm. piringan itu dapat dibuat dari logam yang tebal sekitar 3 mm. pada tenga piringan dibuat suatu lubangan untuk tempat melekatnyan tali.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan bila mengukur kecerahan air dengan keeping secchi. Keeping secchi itu harus terbenam vartikal kedalam air, deengan arti, bahwa talinya tidak boleh miring . pengukuran harus dilakukan pada sekitar tenga hari, dan tidak pada waktu mendung atau hujan. Pemerhati haruslah melihat kebawah.
Warna putih keeping secchi harus selalu terang dan bersih dari kotoran-kotoran. Karma faktor individual pemerhati sangat menentukan, maka sebaiknya pemerhati tidak rabun jauh, dan bila rabun jauh haruslah memakai kacamata yang bersih dari butiran atau uap air.
Cara Kerja
 Sediakan keeping secchi
 Diturunkan kedalam air secara berlahan-lahan dengan menggunakan pengikat sampai pengamat tidak melihat bayangan secchi
 Kemudian catat berapa kedalamanya
 Selanjutnya secara barlahan piringan diangkat kembali sampai bayangan tampak kembali
 Catat pula berapa kedalamannya
 Pembacaan keeping secchi adalah perjumblahan kedalaman tampak dan kedalaman tidak tampak bayanga secchi dibagi dua
 Angka yang diperoleh menunjukkan tranporasi cahaya dalam air tesebut
 Dicatat sewaktu pengukuran transporesi keadaan cuaca cerah, berawan, mendung disebut, kerna mempengaruhi masuknya cahaya matahari kedalam air
c. Pengukuran Drajat Keasaman
pengukuran PH air dapat dilakaukan dengan cara kolometri, dengan kertas PH atu dangan PH meter. Pengukuran tidak bergitu berbeda dengan pengukuran PH tanah. Hanya saja disis pengukuran dilakukan tampa pengeceran. Yang perlu dipehatikan dalam pengukuran PH air cara pengambilan contahnya harus benar bila akan mengukur PH air dri kedalaman tersebut harus cantoh air diambil dengan alat seperti yang digunakan pada pengukuran suhu air.

Berdasarkan suhunya, suatua badan air dapat dibagi atas epilimnion dan hipolimnion. Bagian epilimnion merupakan lapisan air bagian atas yang mendapat panas dari sinar matahari sehingga bagian air bagian atas lebih panas dan ringan dari hipolimnion yaitu lapisan air bawah yang tidak terkena cahaya matahari. Batas antar hipolimnion dan eplimnion disebut termokimia.
Cara Kerja
 Sediakan kertas indicator universal
 Celupkan kertas lakmus secara langsung dari permungkaan perairan atau dari air cuplikan (untuk kedalaman tertentu)
 Cocokan kertas lakmus tersebut dengan Warna PH paper universal sehinggadiketahui PH bahan sesuai dengan standar yang sudah ada
d. Pengukuran Kuar Arus Air
Keceptan arus air dari suatu badan air ikut menentukan penyebaran organisme yang hidup dibadan air tersebut. Pentebaran plankton, baik fitopankton maupun zooplankton, paling ditemukan oleh aliran air. Tingka laku hewan yang ikut ditentukan oleh aliran air. Selain itu aliran air yang ikut bepengaruh terhadap kelarutan udara dan garam-garam dalam air” sehingga secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap kehidupan organisme air.
Kecepatan arus air permungkaan tidak sama dengan air bagian bawah. Semangkin kebawah gerakan air biasanya semangkin lambat dibandingkan dengan dibagian permungkaan, karena adanya perbedaan keceptan arus antar kedalaman, maka tampak bentuk antara organisme air pada kedalaman yang berbeda tidak sama. Kecepatan arus dapat diukur dengan beberapa cara, mulai dri cara yang paling sederhana ampai kealat yang khusus.
Pengukuran kecepatan arus air dengan cara sederhana ialah dengan menggunakan benda yang mengapung di air, seperti kertas atau gabus. Pengukuran kecepetan arus air didsarkan pada jarak yang ditempuh oleh bedayang terapung hanya akan memberikan informasi kecepatan arus air pada permungkaan saja. Selain itu, angina jug berpengruh terhadap hasil pengukuran.


Cara Kerja
 Sediakan bola pimpong yang diikat dengan tali plastik
 Buatlah jalur bola pimpong
 Letakan di air mengalir disungai atau danau
 Hitung waktu ketika menempuh jarak 1 meter
D. Pengukuran Kadar O2 Terlarut (Dissolved Oxygen)
1. Tujuan
Untuk mengetahui zat terlarut dalam air
2. Teori Dasar
Oksigen merupakan faktor yang paling penting bagi organisme air. Semua tumbuhan dan hewan dalam air membutuhkan oksigen yang terlarut untuk bernafas. Oksigen yang terlarut dalam air berasal dari udara dan hasil fotosintesis tumbuh-tumbuhan yang ada dalam air.oksigen diudara terlarut masuk kedalam air karena adanya difusi langsung dan aksi angina dan arus tubulen.
Banyaknya oksigen terlarut melalui udara ke air tergantung luas permungkaan air, suhu, dan selenitas air. Oksigen yang berasal dari proses fotosintesis tergantung kerapatan tumbuh-tumbuhan air dan lama serta disensitas cahaya yang sampai kedalam air tersebut. Kadar oksige terlarut pada badan air yang tergenag dan mengandung banyak tumbuh-tumbuhan tinggi pada sore hari dan rendah padamalam hari. Tingginya kadar oksigen terlarut pada sore hari dalah banyaknya oksigen dari hasil fotosintesis paa siang hari, sedangkan rendahnya oksigen terlarut pada malam hari karma tidak terjadinya fotosintesis dan oksigen yang ada dalam air digunakan oleh organisme untuk bernafas.
Naik turunya kadar oksigen terlarut dalam air itu disebut fluktuasi oksigen (Oxygen Pulse). Besarnya fluktuasi oksigen dalamsuatu badan air sngat menetukan kehidupan hewan air. Hewan air yang kurang tanah pada oksigenya yang rendah, titik kritis baginya adalah pada saat kadar oksigen dimalam hari. Karena itu fluktuasi oksigen oksigen terlarut sangat penting diukur dalam studi ekologi peraira.


3.Alat dan Bahan
 Larutan MnSO4
 Larutan loda Alkali
 H2SO4 Pekat
 Larutan Na-tiosulfat (NaS2O3) 0,025
 Larutan Amilum (kanji)
 Labu Elemeyer
 Pipet Tetes
Cakerja
 Bubuhkan kedalam air cuplikan larutan MnSO4 sebanyak 1cc dengan mengunakian pipet bersekala, lakukan dengan pipet tercelup air cuplikan.
 Dengan cara yang sama bubuhkan kemudian 1cc larutan KOH-ki dan botol segera disumbat. Campuran diaduk dengan cara menjungkit balikan botol berapakali. Biarkan sebentar ehingga semua endapan terkumpul dibawah dan cairan bening disebelah atas.
 Dengan pipet bersekala bubuhkan H2SO4 pekat sebanyak 1cc, endapan akan larut dan terjadilah cairan bening yang berwarna kuning-kuningan. Botol setelah disumbat dijungkir balikkan kembali. Setelah stadium ini pengerjaan dapat ditangguhkan atau setelah dibiarkan dulu selama minimal 10 menit, diteruskan dengan titrasi.
Titrasi dilaskukan sebagai berikut
1. Sebanyak 10 cc air cuplikan yang idberi perlakuan tersebut diatas, dalam suatu labu erlemeyer100 cc dititrasi dengan larutan Na-Tio sulfat 0.025 n, sehingga terjadi larutan berwarna kuning.
2. Bubuhkan 10 tetes larutan amilum hingga larutan yang sekarang berwarna biru
3. Lanjutkan titrasi hingga warna biru cepat hilang
4. Catat berapa larutan Na-Tio yang dipakai
5. Lakukan ulang titrasi (duplo) perubahan hasilnya



A. Pengukuran Kadar CO2- Bebas Telarut
1. Tujuan
Untuk mengetahui CO2 yang telarut dalam air
2. Tori Dasar
Gas karbon dioksida bebas dalam air tinggi pada waktu malam dibandingkan dengan siang hari, karna siang sebagian karbon dioksida bebas digunakan oleh tumbuhan air untuk proses fotosintesis. Untuk mengukur karbon dioksida dalam air dapat dilakukan antar lain dengan metoda titimetri.
3. Alat dan Bahan
 Larutan NaOH 1/44 N
 Indikator Fenolftalein
 Labu Elemeyer
 Pipet tetes
Carakerja
 Air cuplikan sebanyak 100 cc didalam labu elemeyer berukuran 250 cc diberi 10 tetes indikato fenol talein
 Larutkan kemudian dititrasi dengan larutan NaOh 1/44 N sehingga terjadi warna merahjambu muda
 Catat banyak nya larutan NaOH yang dipakai. Lakukan titrasi secara duplo dan hasilnya diputarakan.
B. Pencuplikan Biota Perairan
1. Tujuan
Untuk mengetahui zooplankton pada perairan
2. Alat dan Bahan
 Plankton net
 Botol film
 Kertas label
 Formalin 40%
 Ekman grab
 Kantung platik 5 kg

3 Teori Dasar
a. Pencuplikan Zooplankton
Ekosistem perairan, baik sungai,danau, maupun perairan pesisir dan lautan merupakan himpuna integral dari komponen abiotic dan biotic yang berhubungan satu samalain dan saling berinteraksi suatu struktur fungsional.
Plankto adalah mikroorganisme yang ditemui hidup melayang diperairan, mempunyai gerak sedikit sehingga mudah terbawa arus, artinya biota ini tidak dapat melawan arus. Mikrooerganisme ini baik dari segi jumblah dan jenisnya sangat banyak dan bereneka ragam seta sangat padat.selanjutnya diketahui bahwa plankto merupakan salah satu komponen utama dalam system mata rantai makanan (Food Chain) dan ujung makan (Food web).
Keberadaan plankto sangat mempengaruhi kehidupan diperairan memegang peran penting sebagai makanan berbagai organisme laut. Berubahnya fungsi perairan sering diakibatkan oleh adanya perubahan struktur dan nilai kuantias plankto. Perubahan ini dapat disebabkan oleh plankton; yang berasal dari alam maupun dari aktivitas manusia seperti adanya peningkatan yang signifikan dari kosentrasi unsure hara secara sporadic.
Berdasarkan habitanya plankto ditemui hidup diperairan, baik disungai, waduk, danau, maupun diperairan payau dan laut.organisme planktonik ini biasanya ditangkap mengunakan jarring. Penyebaran palnkton dalam air tidak sama pada pada kedalaman yang berbeda.perbedaan penyebaran plankton dalam badan air disebabkan adanya perbedaan suhu, kadar oksigen, intesitas cahaya, dan faktorabiotik lainya. Selainitu, kepadatan plankton pada suatu badan air sering bervariasi antar lokasi. Pada lokasi bagian pinggir suatu badan air kepadatan planktonnya biasanya lebih padat diabandingkan dengan bagian tenga.
Pengambilan contoh plankton pada dasarnya dapat dibagi atas dua kategori dasar yaitu pengambilan contoh air yang diikuti dangan mengentalakan kepekatan plankton yang ada didalamnya dan pengambilan contoh dengan alat yag diseret yang dilengkapi dengan jarring sebagai penyaring plankto, jadi dilakukan didalam badan air.

Cara Kerja
 Pasang botol penghimpun (berupa botol kecil) pada bagian ujung kerucut jala plankton
 Jala dilempar jauh-jauh(atau dilepaskan dari seberang tepi kolam)
 tarik talinya, jaga agar tetap horizontal, dan tarikan tidak boleh terlalu lambat dan terlalu cepat
 Apabila tariakn sudah dilakukan, jala dicuci (dengan mencelupkan secara vertical jala berkali-kali tampa melewati rangka logam dari mulut jala)
 Botol penghimpun kemudian dilepaskan dan isinya dilepasakan kedalam botol yang lain, khusus untuk pencuplikan plankton
 Bubuhkan formalin 40% dan beri label
b. Pencuplikan Bentos
Bentos adalah organisme air yang hidup didasar badan air. Bentos cukup besar peranya dalam ekosistem perairan. Bentos menguraikan material organic yang jatuh ke dasar perairan. Bentos mestransfer energi dari produsen primer ketingkatan topic berikutnya.bagi manusia, bentos juga ada memfaatnya, seperti tiram, lokan dan kerang mutiara. Bentos termasuk hewan yang disebut Zoobentos dan tergolong tumbuhan yang disebut Fitobentos
Cara kerja
 Bukalah penaruk ekman, tetapi tali berserta pemacunya dipegang
 Pengaruk diturunkan secara pertikal kedasar perairan dengan berlahan-lahan
 Segerah menyatu dasar, logam pemacunya jatuhkan sepanjang tali yang terentang lurus dan segera kedua belah pengeruk akan menutup. Substratum perairan berikut semua hewan bentos yang terdapat didalamnya akan ter keruk
 Isi kerukan ditumpahkan kedalam bejana atau kantong plastic
 Dengan menggunakan seperangkat saringan berbagai ukuran, sebagian demi sebagian isi kerukanitu dibilas dengan air
 Semua hewan (sampai ukuran 2 mm) dikumpulkan kedalam botol cuplikan yang telah diisi larutan pengawet (formalin 5%)
 Botol kemudian diberi label

C. Hasil Pengukuran Abiotik Perairan (Aquatik)
a. Pengukuran Kejernian
Kedlaman kejernihan : 32
Kedalaman tidak tampak :40
b. Pengukuran kuat arus
1. Arus tenang
a. Jarak = 5 m
Waktu : 30 detik
b. Jarak = 5 m
Waktu : 26 detik
c. Jarak = 5 m
Waktu : 28 detik
2. Arus Deras
a. Jarak = 5 m
Waktu : 8 detik
b. Jarak = 5 m
Waktu : 9 detik
c. Jarak = 5 m
Waktu : 8detik
c. Pengukuran Kadar O2 Terlarut
Titrasi I
Na-Thiosulfat = 5 tetes
Amilum = 10 tetes
Na-Thiosulfat = 20 tetes
Jumblah Nathio = 35
Titrasi II
Na-thiosulfat= 4 tetes
Amilum = 10 tetes
Na-thiosulfat = 20
Jumblah Na-Thiosulfat = 24

d. Pencuplikan Biota Perairan (Plankton)
Pencuplikan Zooplankton
Waktu :15.00 Wib
Tempat : Kolam
Setelah dilakukan pengambilan pencuplikan biota perairan yaitu plankton dengan menggunakan jaringan plankton didapat
1. Jarak yang ditempuh 9 m (s)
2. Lurus mulut jaring 0,314 m (a)
e. Pencuplikan Bentos
Lokasi : Daerah Kubang Sawa Lunto
Tempat : Kolam
Waktu : 15.00 wib
stelah dilakukan pengambilan sample bentos dengan menggunakan ekman grab maka didapatkan:
 Kedalaman kolam adalah 77 cm= 0,77 m
 Luas permungkaan ekman grab adalah =30 m =0,3 m
pembahasan
dilihat dari hasil maka pengukuran kejernihan didapat
a. Pengukuran Kejernihan
 Pada kedalaman yang tampak setelah diukur = 32
 Padakedalaman yang tidak tampak setlah diukur = 40.
Setelah diukur kedalaman yang tampak 32 dan yang tidak tampak 40 maka dapat dihitung dengan rumus.
Transpirasi cahaya dalam air = kedalaman tampak + kadalaman tidak tampak
2
= 32 + 40
2
= 72 = 36
2
Maka pengukuran pada kejernihan air dapat = 36


b. Pengukuran Kuat Arus
1. Arus tenang
a. jarak 5 m = 0,16 m/detik
30 detik
b. 5 m = 0,19 m/detik
26 detik
c. 5 m = 0,17 m/perdetik
28 detik
2. Arus Deras
a. 5 m = 0,6 m/detik
8 detik
b. 5 m = 0,5 m/detik
9 detik
c. 5 m = 0,6 m/detik
8 detik
Maka arus tenang rata-rata : 0,16 m/detik + 0,19 m/detik + 0,17 m/detik
3
= 0,73 m/detik
Jadi arus tenang = 0,73 m/detik
Arus deras rata-rata : 0,6 m/detik + 0,5 m/detik +0,6 m/detik
3
= 0,56 m/detik
Jadi arus deras = 0,56 m/detik
c. Pengukuran kadar O2 terlarut pada air sungai
Titrasi I = 35 tetes Na-Thio
Titrasi II = 24 tetes Na thio
Kandungan O2 terlarut dalam satua cc/l = 20 x 0,698
Jadi 2,35 (3.5 ml) x 0,698 = 171,01
2,24 (2,5 ml) x 0,698 = 83,76
254,7
= 127, 385 cc/l
Lokasi : Kubang Sawah Lunto
Tempat : Sungai
NO Bagian Kolam ∑ Na. S2O3 (Ml)
Kandungan O2
1 permungkaan 59 127,385

d. Pencuplikan Biota Perairan (Zooplankton)
Pencuplikan zooplankton dapat dihitung dengan rumus:
V = s.a
= 9m x 0,2826 m3
= 0,12826 m3
Jadi zooplankton dengan mengunakan rumus didapat 0,2826 m3
e. Pencuplikan Bentos
Pencuplikan bentos: kedalaman kolom x luas permungkaan akmangrab
= 0,77 x 0.3
= 0,231
Kesimpulan
A. Dilihat dari pembahasan pengukuran didapat setelah diukur yang pada kedalaman yang tampak diukur didapat = 32 sedangkan pada kedalaman yang tidak tampak diukurdidapat = 40. jadi peda pengukuran kejernihan ini apabila apabila kedalaman tampak lebih dangkal disbanding dengan tidak tampak lebih dalam.
B. Dilihat dari pembahasan pada pengukuran kuat arus pada arus tenang setelah dibagi jarak perwaktu lebih banyak memakan waktu sedangkan pada arus deras waktunya lebih sedikit jadi arus deras jadi arus deras itu hanya dalam waktu yang singkat.
C. Dilihat daripembahasanpengukuran kadar O2 terlarut pada airpada tetes pertamalebih pekat setelah tetes kedua kurang pekat Na-thionya jadi kandungan O2 terlarut pada tetes pertma pada permungkaan kolam
D. Pada biota perairan setelah kita dapat hasil kemudian dimasukkan dalam rumus didapat 0,231 pada penelitian tersebut.

E. Analisis Data
1. Pada Perairan
Jenis zooplankton (individu/ml sampel air) ditemukan dikawasan kubang
No Kelas Species Jumblah
1 Rhizopoda Arcella sp 4
Difungia sp 5
Astromoeba sp 4
2 Rutifera Ntolcha sp 8
Lecame sp 8
Brachionus sp 7
3 Crustacea Tricocerca sp 6
Nauplius sp 5
Cyelops sp 10

2.Pada Daratan

No Jenis hewan Umpan
Formalin Alkohol Air sabun Dof drink
1 Semut merah 8 12 13 59
2 Monomosium sp 18 12 18 4
3 Lycosa terantola 1 2 2 -
4 Parendacosta cavicola 1 3 1 -
5 Blatta germia 1 - - -
Jumblah 29 29 34 63
S = 5
∑= 155





1. Indek Kekayaan Jenis
a. Indek Margalef
R1 = (S - 1) = (5 - 1) = 4 = 0,79 = 0,8
ln N ln155 5,04
b. Indek Shannon
H1 = - ∑ pi ln pi
= - ∑ ( 8 ln 8 + 12 ln 12 + 13 ln 13 + 59 ln 59 +
155 155 155 155 155 155 155 155
18 ln 18 + 12 ln 12 + 18 ln 18 + 4 ln 4 +
155 155 155 155 155 155 155 155
1 ln 1 + 2 ln 2 + 2 ln 2 + 1 ln 1 +
155 155 155 1 55 155 155 155 155
3 ln 3 + 1 ln 1 + 1 ln 1 )
155 155 155 155 155 155
= ( ( 0,05 ln 0,05 ) + ( 0,78 ln 0,78 ) + ( 0,08 ln 08) + ( 0,38 ln 0,38 ) +
( 0,12 ln 0,12 ) + ( 0,78 ln 0,78 ) + ( 0,03 ln 003 ) + ( 0,01 ln 0,01) +
( 0,013 ln 0,013) + ( 0,013 ln 0,013 ) + ( 0,01 ln 0,01 ) + ( 0,02 ln 0,02) +
( 0,01 ln 0,01) )
= 2,246 ln 2,46
= 2,46 . 0,809
= 2,246 . 0,81
= 1,81926
= 1,82
c. Indek Kesamaan
E = H1 = 1,82 = 1,82 = 2,98
ln s ln s 0,61
d. Indek Makinik
R2 = s = 5 = 5 = 5 = 0,40
N 155 12,45


e. Indek Odum
R3 = s = 5 = 5 = 1,28 = 23
√N √log 155 2,19
2. Indek keragaman jenis
a. Indek Simson
Os = s∑ ( ni (ni -1))
I=1 ( N (N-1))
(8 (8-1)) + (12(12-1)) + (13(13-1)) + (59(59-1)) +
(155(155-1)) (155(155-1)) (155(155-1)) (155(155-1))
(18(18-1)) + (12(12-1)) + (8 (8-1)) + (4(4-1)) +
(155(155-1)) (155(155-1)) (155(155-1)) (155(155-1))
(1(1-1)) + (2(2-1)) + (1(1-1)) + (3(3-1)) +
(155(155-1)) (155(155-1)) (155(155-1)) (155(155-1))
(1(1-1)) + (1(1-1))
(155(155-1)) (155(155-1))
= (56) + (132) + (156) + (3422) +
(155(154)) (155(154)) (155(154)) (155(154))
(306) + (132) + (306) + (12) +
(155(154)) + (155(154)) + (155(154)) + (155(154)) +
( 0 ) + ( 2 ) + ( 0 ) + ( 6 ) +
(155(154)) + (155(154)) + (155(154)) + (155(154))
( 0 ) + ( 0 )
(155(154)) + (155(154))
= 0,002 + 0,005 + 0,01 + 0,143 + 0,013 + 0,005 + 0,013 + 0,005
= 0,196
= 0,18
A. Grafik Hasil Pengamatan

Gambar : Grafik kelembapan


Gambar : Grafik PH tanah

Gambar : Grafik Suhu udara


Gambar : Grafik Kelembapan Tanah

DAFTAR PUSTAKA


Fachrul, Melati Ferianta, 2007. Metoda Sampig. Bioteknologi. Jakarta: Bumi
Aksara.
Heddy, Suasona dan Metty Kurniati, 1994. Pinsip-Prinsip Dasar Ekologi. Jakarta.
PT Rangra Findo Persoda
James. W. nybakken, 1988. Biologi laut. Jakarta.
Suin, Muhammad Nurdin,1997. Ekologi Hewan Tanah. Jakarta: Bumi Angkasa
Suin, Muhammad Nurdin, 2002. Metode Ekologi. Padang. Universitas Andalas.
Suin, Muhammad Nurdin,2006. Ekologi Bahan Ajar Labor. Universitas Pres.
Tisno, Hadi Subroto, 1989. Ekologi Dasar. Jakarta: P2LPTK.

Tidak ada komentar: